ACARA
III
SEL
DARAH MERAH
Tinjauan
pustaka
Erytrocyte atau sel darah merah membawa haemoglobin dalam sirkulasi
sel darah merah berbentuk piring yang biconcave. Pada mamalia sel darah merah
tidak bernukleus kecuali pada awal dan pada hewan-hewan tertentu. Sel darah
merah pada unggas mempunyai nukleus dan berbentuk elips. Sel darah merah ini
terdiri dari air (65%), Hb (33%), dan sisanya terdiri dari sel stroma, lemak,
mineral, vitamin, dan bahan organik lainnya dan ion K (Kusumawati, 2004).
Sel
darah merah berwarna merah kekuningan. Warna merah itu berasal dari
haemoglobin, sel darah merah dapat mengikat oksigen karena adanya haemoglobin.
Sel darah merah mengkatalis reaksi antara CO2 dan air, karena SDM
mengandung anhidrase karbonat dalam jumlahbesar. Reaksi ini memungkinkan darah
bereaksi dengan sejumlah besar CO2 dan mengangjutnya dari jaringan
ke paru-paru (Pratiwi, 2000).
Darah
merupakan cairan yang berfungsi mengirimkan zat-zat nutrient dan oksigen yang
dibutuhkan oleh tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan
mengambil limbah dari sel ke jaringan untuk dibuang melalui paru-paru dan
ginjal (Soeharsono, 2010).
Pada
hewan volume darah sangat dipengaruhi oleh umur, ukuran fisik, derajat
aktivitas fisik, kesehatan, makanan, laktasi, dan bunting dan faktor fisiologi
seperti ketinggian tempat. Di dalam darah terdapat sistem pengaturan darah,
yaitu oleh Ca dengan air, konstanta, ion natrium dan keseimbangan antara plasma
dengan cairan dalam ruang jaringan serta perubahan dari masa eritrosit yang
disebabkan oleh aksi hormon eritroprotein dalam sumsum tulang belakang (Ganong,
1998).
Tabel 3.1 Kisaran normal jumlah sel darah
merah pada beberapa spesies
Spesies
Kisaran normal
Jumlah SDM/mm3.106
|
Sapi
7-8
Kambing
8-18
Kuda
8-14
Domba
8-16
Babi
5-8
|
Apabila jumlah sel-sel darah merah yang fungsional atau jumlah
hemoglobin berkurang jauh
di bawah keadaan normal, maka dapat menyebabkan
anemia. Anemia terjadi karena pembentukan darah yang kurang memadai dar igizi
yang tidak baik. Selainitu juga, disebabkan hilangnya darah oleh karena pendarahan dari luka ataupun parasit cacing perut atau kutu.
Anemia juga terjadi apabila sel-sel darah merah mengalami hemolisis yang lebih cepat dibandingkan dengan pembentukannya
yang baru, sedangkan bila jumlah sel-sel darah merah yang fungsional atau kadar
hemoglobin melebihi jauh
di atas normal maka dapat menyebabkan polisitemia. Polisitemia adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan jumlah sel darah merah akibat pembentukan seldarah merah yang berlebihan oleh sum-sum tulang (Ganong, 1998).
Materi dan Metode
Materi
Alat. Alat yang digunakan pada praktikum
ini antara lain mikroskop, pipet haemocytometer, kamar hitung Neubauer.
Bahan. Bahan yang digunakan pada praktikum
ini anatara lain larutan hayem dan darah.
Metode
Disiapkan
sampel darah yang akan dipakai atau diperiksa. Dihisap smpel darah dengan haemocytometer
sampai skala 0,5. Dibersihkan ujung pipet dengan kapas. Dihisap larutan hayem
dengan pipet sampai skala 101. Ditutup ujung pipet dengan ujung jari, sedang
ujung pipet lain dengan jari tengah, dikocok kurang lebih tiga menit. Dibuang
cairan yang tidak mengandung SDM beberapa tetes. Diteteskan larutan SDM kedalam
kamar hitung Neubauer yang sudah ada kaca penutupnya. Kemudian diperiksa dengan
mikroskop, perbesaran obyektif 10x, kemudian 40x. Cara untuk
menghitung jumlah sel darah merah yaitu dengan rumus:
Jumlah sel Darah Merah/ mm3
adalah: x. 400/80. 200/0,1
= x. 5. 2000
= x. 10.000/mm3
Keterangan :
x : jumlah sel darah merah pada kelima bilik (kiri atas,
kiri bawah, kanan atas, kanan bawah, dan tengah)
400 : jumlah
seluruh bilik kecil
80 :
jumlah bilik kecil dari kelima bilik
200 : pengenceran
0,1 : volume
bilik-bilik kecil (1 mm x 1mm x 1mm)
Hasil
dan Pembahasan
Hasil
Berdasarkan percobaaan yang
dilakukan, diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 3.2. Hasil perhitungan sel darah merah
Letak
|
Banyak
SDM
|
Bilik kiri atas
Bilik kanan atas
Bilik kanan bawah
Bilik kiri bawah
Bilik tengah
|
37
18
63
48
161
|
Jumlah
|
327
|
Jumlah sel darah merah/mm3
adalah= x.400/80. 200/0,1
=x. 5. 2000
=x. 10000/ mm3
=327. 10000/mm3
= 3270000/ mm3
Pembahasan
Menurut Ganong (1998), jumlah SDM
pada domba 8 sampai 16 juta/ mm3. Pada percobaan kali ini
menunjukkan hasil yang kecil, yaitu 3.270.000/ mm3. Hasil yang
diperoleh ini berdasarkan percobaan pada sampel darah domba yang diamati dengan
perbesaran 40x10, terlihat sel darah pada setiap bilik.Berdasarkan hasil
percobaan dan perhitungan yang telah dilakukan menunjukkan domba yang menjadi
sampel darah, jumlah sel darah merahnya berada dibawah kisaran normal. Menurut
Guyton (1994), kisaran normal jumlah sel darah merah pada domba sekitar 8-16/mm3.
Kandungan sel darah merah dalam
berbagai spesies sangat bervariasi. Beberapa faktor yang mempengaruhi, yaitu
umur, jenis kelamin, keja otot, ketinggian tempat, makanan dan iklim (Ganong,
1998). Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa domba dalam keadaan
kurang sehat, salah satu penyebabnya yaitu karena pakan yang belum maksimal,
probandus domba berjenis kelamin jantan dan iklim yang menyebabkan domba
membutuhkan kemampuan beradaptasi.
Kondisi hewan ternak yang kurang
sehat dapat disebabkan pemberian nutrisi yang kurang dan faktor lingkungan yang
buruk. Sel darah merah yang kurang dari kisaran normal dapat menebabkan anemia,
sedangkan kelebihan sel darah merah diatas kisaran normal disebut polisetamia.
Apabila terjadi anemia, maka jumlah oksigen dalam jaringan menjadi berkurang
dan denyut jantung berkurang menyebabkan frekuensi pernapasan pun menjadi naik
(Frandson, 1995). Erytrosite adalah sel darah merah berfungsi untuk mengangkut
oksigen. Didalam sel darah merah terdapat hemoglobin. Hemoglobin dalam darah
dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, pakan, keadaan fisik, cuaca dan penyakit.
Hemoglobin mengikat O2 secara maksimal yang dibawa dari paru-paru
menuju jaringan tubuh, mengangkut CO2 dari jaringan tubuh ke
paru-paru, menjaga keseimbangan asam, basa, dan merupakan sumber bilirubin
(Pratiwi, 2000).
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan
yang dilakukan dapat disimpulkan bahawa jumlah sel darah merah tiap mm3
pada ternakberbeda-beda. Jumlh sel darah merah dipengaruhi oleh ketnggian
tempat, latihan otot dan keadaan emosi, dan temperatur lingkungan yang
meningkat. Banyak atau sedikitnya sel darah merah yang terdapat dalam ternak
akan mempengaruhi kesehatan ternak tersebut. Jika jumlah sel darah merah
dibawah kisaran normal, maka dapat menyebabkan penyakit anemia, sedangkan jika
kelebihan sel darah merah disebut polisetamia. Berdasarkan hasil yang diperoleh
jumlah sel darah merah pada domba yaitu 3.270.000/mm3. Jumlah ini
menunjukkan bahwa sel darah merah pada domba dibawah kisaran normal, yaitu 8
sampai 16/mm3. 107. Hal ini disebabkan kondisi domba yang
kurang sehat.
Daftar Pustaka
Ganong. WP. 1998. Review of Medical Physiologi. Long
Medical Publishing Las Atos. California.
Kusumawati, Diah. 2004. Bersahabat dengan Hewan Coba.
Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Pratiwi, R.A, Sriyanti P.R, dan budiarjo S. 2000. Biologi
Umum. Erlangga. Jakarta.
Soharsono. 2010. Fisiologi Ternak. Widya Padjajaran.
Bandung.
0 komentar:
Post a Comment