Hubungan ilmu nutrisi dengan
ilmu-ilmu lain!
Jawab:
Ilmu
nutrisi adalah ilmu yang mempelajari serangkaian proses
dimana suatu organisme mulai mengambil/mengasimilasikan pangan untuk keperluan
pertumbuhan sel-sel tubuhnya dan mengganti sel-sel yang telah rusak dan mati.
Dalam istilah ini tercakup pengertian ilmu nutrisi sebagai ilmu pengetahuan
yang menerangkan tentang adanya hubungan antara organisme dengan lingkungannya.
Hubungan tersebut dimulai sejak organisme mengambil atau memakan makanan,
membebaskan dan menggunakan energi yang berasal dari makanan, mengeluarkan sisa-sisa
hasil metabolisme dan membentuk zat-zat makanan di dalam tubuh.
1.
Ilmu kimia
Hubungan ilmu nutrisi dengan ilmu
kimia yaitu Babcock, dimana Babcock
merupakan seorang ahli ilmu kimia yang telah mengetahui bahwa bila sapi-sapi
diberi makanan dengan dikombinasikan dari berbagai macam makanan yang berasal
dari sumber yang berlainan, maka orang tidak dapat mengetahui sampai sejauh
mana setiap sumber bernilai bagi tubuh hewan. Ilmuan Babcock dengan rekan-rekannya melakukan percobaan dengan
menggunakan sapi dara yang berumur lima bulan. Pada akhir tahun terdapat
pertambahan bobot badan yang sama, tetapi pada ternak yang diberi jagung
mempunyai bulu mengkilat dan kondisi badan yang baik. Pada ternak yang diberi
jagung memiliki keturunan yang sehat sedangkan pada ternak yang diberi pakan
wheat keturunannya mati seketika setelah dilahirkan.
Percobaan-percobaan tersebut dijelaskan mengenai adanya
perbedaan-perbedaan yang terlihat dalam nilai nutrisi yang tidak dapat
diketahui secara ilmu kimia pada waktu itu untuk menyusun ransum adalah belum
sempurna dimana dalam kemajuan yang pesat telah terjadi pada tahun-tahun
terakhir ini dalam menentukan kebutuhan zat-zat makanan beserta jumlah dan
mutunya bagi hewan. Sehingga atas kerjasama dari beberapa ahli ilmu pengetahuan,
telah dapat disimpulkan bahwa telah ditemukan atau diketahui 25 macam
karbohidrat, 15 jenis lemak, 20 jenis asam amino, 18 unsur hara dan 16 jenis
vitamin seperti yang kita kenal sekarang. Lavoisier telah memberikan dasar
bahwa ilmu kimia merupakan alat penting dalam penelitian ilmu nutrisi.
2.
Ilmu genetika
Hubungan ilmu nutrisi dengan ilmu
genetika yaitu
Ahli genetika telah dapat menerangkan akan adanya perbedaan tersebut
berdasarkan asal genetik. Karena di dalam riset nutrisi pula diperlukan desain
percobaan yang baik untuk mengontrol variable-variabel yang ada, maka ilmu
statistik yang berdasarkan atas teori matematika sangat diperlukan.
3.
Ilmu biokimia
Hubungan ilmu nutrisi dengan ilmu
biokimia adalah
menurut seorang ilmuan yang bernama WebNet
dmenyatakan bahwa : “Biokimia adalah
kimia dari bahan-bahan dan proses-proses yang terjadi dalam tubuh mahluk hidup;
sebagai upaya untuk memahami proses kehidupan dari sisi kimia” dimana nutrisi, yang memanfaatkan pengetahuan
tentang metabolisme untuk menjelaskan kebutuhan makanan bagi mahluk hidup
mempertahankan kehidupan normalnya.
Menurut fungsinya didalam tubuh zat-zat makanan dapat pula
dibagi atas tiga golongan, yaitu;
·
Zat makan sumber energi (karbohidrat, lemak dan protein)
·
Zat pembangun (protein, amineral dan air)
·
Zat pengatur (protein, mineral dan vitamin)
4.
Ilmu mikrobiologi
Hubungan ilmu nutrisi dengan ilmu
mikrobiologi
adalah mikrobiologi, yang
menunjukkan bahwa organisme sel tunggal dan virus dapat dimanfaatkan sebagai
sarana mempelajari jalur-jalur metabolisme dan mekanisme pengendaliannya
sehingga dapat diketahui kecukupan dan ketepatan penyusunan pakan yang bebas
dari virus.
Mikrobiologi adalah sebuah cabang dari ilmu biologi yang
mempelajari mikroorganisme. Objek kajiannya biasanya adalah semua
makhluk (hidup) yang perlu dilihat dengan mikroskop,
khususnya bakteri,
fungi, alga mikroskopik, protozoa, dan Archaea. Virus sering juga
dimasukkan walaupun sebenarnya tidak sepenuhnya dapat dianggap sebagai makhluk
hidup.
Mikrobiologi
dimulai sejak ditemukannya mikroskop dan menjadi bidang yang sangat penting dalam biologi setelah Louis
Pasteur dapat menjelaskan proses fermentasi anggur (wine) dan membuat vaksin rabies.
Perkembangan biologi
yang pesat pada abad ke-19 terutama dialami pada bidang ini dan memberikan
landasan bagi terbukanya bidang penting lain: biokimia.
Penerapan mikrobiologi pada masa kini masuk berbagai bidang
dan tidak dapat dipisahkan dari cabang lain karena diperlukan juga dalam bidang
farmasi, kedokteran,
pertanian,
ilmu gizi, teknik
kimia, bahkan hingga astrobiologi dan arkeologi.
5.
Ilmu
fisiologi
Hubungan ilmu nutrisi dengan ilmu
fisiologi adalah
ilmu fisiologi menjelaskan bagaimana
mekanisme dan fungsi zat-zat nutrisi di dalam tubuh ternak. Kerjasama
antara ahli kimia, fisiologi, dan nutrisi akan dapat mengenal defesiensi zat
nutrisi tertentu pada tubuh ternak, yang selanjutnya akan memberikan solusi
yang dapat dilakukan dengan penambahan zat-zat nutrisi yang mungkin kurang
dalam bahan pakan/ransum yang diberikan.
6.
Ilmu matematika
Hubungan ilmu nutrisi dengan ilmu
matematika adalah
bahwa matematika digunakan sebagai rumus dalam penyusunan ransum sehingga
kebutuhan ransum ternak dapat terpenuhi.
Sumber
:
3. Apa itu Endokrin dan Enzim!
Sistem
endokrin adalah sekumpulan kelenjar dan organ yang memproduksi dan mengatur hormon dalam aliran darah untuk mengontrol banyak fungsi tubuh.
Sistem ini tumpang tindih dengan sistem saraf dan eksokrin dan tanggung jawabnya
meliputi metabolisme, pertumbuhan, dan perkembangan seksual.
Kelenjar utama dari sistem endokrin
adalah pituitari, hipotalamus, dan
pineal yang terletak di otak, tiroid dan paratiroid di leher, timus, adrenal dan pankreas di perut, dan gonad, indung telur atau testis di perut
bagian bawah. Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar tersebut terlalu
banyak dan rumit untuk didaftarkan. Kelenjar pituitari sering disebut sebagai “kelenjar utama” karena mengontrol
fungsi anggota lain dari sistem endokrin. Kelenjar pineal membuat melatonin, yang memutuskan kita harus tidur
ketika gelap dan terbangun ketika cahaya muncul. Pankreas menghasilkan insulin
yang memutuskan berapa banyak gula yang harus beredar dalam darah kita.
Sistem
endokrin adalah
salah satu yang menentukan siklus tubuh kita. Sebagai contoh, kita memiliki
siklus reproduksi, siklus tidur, dan siklus nutrisi. Kita tidak perlu makan di
interval sempurna untuk memiliki pasokan energi yang tetap. Kita juga tidak
memiliki tingkat kesuburan yang sama sepanjang hidup kita.
Enzim
adalah protein yang berperan sebagai
katalis dalam metabolisme makhluk hidup. Enzim
berperan untuk mempercepat reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk
hidup, tetapi enzim itu sendiri tidak ikut bereaksi.
Enzim berperan
secara lebih spesifik dalam hal menentukan reaksi mana yang akan dipacu
dibandingkan dengan katalisator anorganik sehingga ribuan reaksi dapat
berlangsung dengan tidak menghasilkan produk sampingan yang beracun.
Enzim
terdiri dari apoenzim dan gugus prostetik. Apoenzim adalah bagian enzim yang
tersusun atas protein. Gugus prostetik adalah bagian enzim yang tidak tersusun
atas protein. Gugus prostetik dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu koenzim
(tersusun dari bahan organik) dan kofaktor (tersusun dari bahan anorganik).
Sifat-Sifat Enzim
Enzim mempunyai
sifat-siFat sebagai berikut:
1. Biokatalisator,
mempercepat jalannya reaksi tanpa ikut bereaksi.
2. Thermolabil;
mudah rusak, bila dipanasi lebih dari suhu 60ยบ C, karena enzim tersusun dari
protein yang mempunyai sifat thermolabil.
3. Merupakan
senyawa protein sehingga sifat
protein tetap melekat pada enzim.
Dibutuhkan dalam jumlah sedikit, sebagai biokatalisator, reaksinya sangat cepat dan dapat digunakan berulang-ulang.
Dibutuhkan dalam jumlah sedikit, sebagai biokatalisator, reaksinya sangat cepat dan dapat digunakan berulang-ulang.
4. Bekerjanya
ada yang di dalam sel (endoenzim) dan di luar sel (ektoenzim), contoh
ektoenzim: amilase,maltase.
5. Umumnya
enzim bekerja mengkatalisis reaksi satu
arah, meskipun ada juga yang mengkatalisis reaksi dua arah, contoh :
lipase, meng-katalisis pembentukan dan penguraian lemak.
6. Lipase
Lemak + H2O Asam lemak + Gliserol
7. Bekerjanya
spesifik ; enzim bersifat spesifik,
karena bagian yang aktif (permukaan tempat melekatnya substrat) hanya setangkup
dengan permukaan substrat tertentu.
8.
Umumnya enzim tak dapat bekerja tanpa adanya suatu zat non protein tambahan yang
disebut kofaktor.
Sumber :
http://belajar-indah.blogspot.com/2009/08/pengertian-enzim.html
0 komentar:
Post a Comment