.

.

DEFOLIASI

Written By Unknown on Saturday, January 3, 2015 | Saturday, January 03, 2015

Hijauan makanan ternak adalah semua bahan makanan yang berasal dari tanaman dalam bentuk daun-daunan dan yang termasuk kedalam kelompok makanan hijauan untuk ternak ini dapat berupa hijauan segar berupa rumput dan kacang-kacangan atau leguminosa. Untuk Megetahui bagaimana kualitas hijauan rumput yang ada dipadang penggembalaaan maka dilakukan suatu metode yang disebut dengan “Defoliasi”.
Defoliasi ialah pemotongan atau pengambilan bagian tanaman yang ada di atas permukaan tanah, baik oleh manusia maupun oleh renggutan hewan itu sendiri di waktu ternak itu digembalakan.
Pada umumnya, semakin tua hijauan waktu dipotong, maka kadar serat kasar akan meningkat dan kadar protein akan menurun karena makin meningkatnya senyawa-senyawa bukan protein sebaliknya bertambahnya umur, produksi makin meningkat pada akhirnya menyebabkan kandungan dan produksi protein semakin lambat suatu tanaman dipotong, kandungan serat kasarnya semakin meningkat dan nilai gizinya semakin menurun. Sebaliknya semakin panjang interval defoliasi, makin rendah kadar protein sedangkan kadar seratnya semakin meningkat. Oleh karena itu, maka perlu diatur jarak antara pemotongan pertama dan kedua dan selanjutnya, jarak defoliasi pada musim penghujan sebaiknya 40 hari sekali dan musim kemarau 60 hari.
Untuk menjamin pertumbuhan kembali (regrowth) yang optimal yang sehat dan kandungan gizi yang baik, defoliasi diharuskan dilakukan pada periode tertentu yakni pada akhir vegetatif atau menjelang berbunga. Di dalam praktek, biasanya defoliasi dilakukan 40 hari sekali pada musim penghujan dan 60 hari sekali di musim kemarau. Kesemuanya hanya bias dilakukan apabila pemeliharaan itu baik.
Perlu dijelaskan di sini bahwa salah satu factor yang mempengaruhi pertumbuhan kembali ialah adanya persediaan bahan makanan (food reserve) berupa karbohidrat di dalam akar dan tunggal yang ditanggalkan setelah defoliasi. Karbohidrat ini dihasilkan oleh proses asimilasi. Segera setalah defoliasi karbohidrat ini dirombak oleh enzim tertentu menjadi energi untuk pertumbuhan kembali.
·         Periode Pertumbuhan
Pertumbuhan tanaman hijauan bias dibedakan menjadi 3 periode, yaitu :
1. Periode perkecambahan atau awal pertumbuhan
Yaitu periode di mana tanaman mulai tumbuh. Jika defoliasi dilakukan pada periode ini, maka hijauan tersebut nilai gizinya relative tinggi dan serat kasarnya pun masih rendah. Untuk mempertahankan agar supay hijauan tetap dalam keadaan muda, makam tanaman harus sering dipotong. Tetapi defoliasi yang dilakukan pada periode ini kurang menguntungkan, karena akan memperlemah pertumbuhan kembali, dengan demikian tanaman tak ada kesempatan tumbuh kemali dengan baik, sehingga tanaman liar akan tumbuh subur.
2.    Periode vegetatif
Periode vegetatif yaitu periode sesudah awal pertumbuhan sampai menjelang berbunga. Jika defoliasi terhadap tanaman dilakukan pada periode ini sungguh sangat tepat atau merupakan saat pemotongan yang optimal, sebab :
·         kandungan nilai gizi tananam masih cukup tinggi, belum banyak yang hilang menjadi buah (biji)
·         kandungan serat kasarnya belum begitu tinggi.
·         Kesempatan untuk tumbuh kembali masih baik.
·         Rasanya masih enak (palatable)
3.    Periode berbuah
Yakni periode di mana tanaman sudah mulai membentuk biji. Pada periode ini kandungan serat kasar tanaman sangat tinggi. Hal ini kiranya bias dimaklumi karena semakin tua tanaman akan semakin banyak serabut yang digenangi oleh lignin yang mengeraskannya, sehingga kebanyakan dari sel-sel tanaman itu diselubungi oleh zat yang tak dapat dicerna dan itulah sebabnya nilai gizi makanan akan menurun pula. Denagn sebagian besar zat-zat makanan yang berguna bagi keperluan hewan sudah hilang untuk pembentukan biji. Maka suatu hal yang kurang tepat apabila defoliasi itu dilakukan pada periode ini. Utk lebih jelasnya perhatikan diagram pertumbuhan berikut :  
Beberapa cara pengelolaan yang perlu diperhatikan, khususnya mengenai pengaturan pemotongan rumput, agar bisa diperoleh suatu produksi yang kontinu. Dengan demikian, baiklah apabila cara melakukan defoliasi itu diatur dengan memperhatikan pada :
1.       Pemotongan tahun-tahun pertama
Pemotongan pada tahun pertama harus hati-hati, cukup dilakukan secara ringan atua tidak dipotong sama sekali. Hal ini dimaksudkan agar pertumbuhan awal rumput penggembalaan bisa terjamin.
Apabila rumput ini hendak dipotong, haruslah dilakukan dengan cara meninggalkan pangkal batang ± 7,5 cm dari tanah, dimana hasil potongan tersebut bisa dipergunakan sebagai bahan silage atau hay.
2.       Pemotongan bergilir (alternate grazing) atau sistem rotasi
Sistem ini biasanya dilakukan dengan cara membagi-bagi areal pangonan menjadi petak-petak yang lebih sempit (paddock) sesuai dengan maksud peternak, sehubungan dengan jumlah ternak yang digembalakan, pertumbuhan hijauan serta kelebatannya. Pada umumnya padang pangonan itu dibagi menjadi dua atau empat areal.
3.       Penggembalaan berat (over-grazing) harus dihindarkan
Pelaksanaan penggembalaan berat yang tidak terkontrol akan merugikan, akibat daya tampung pada penggembalaan yang tak sesuai. Hal ini akan membawa akibat produksi berikutnya rendah, pertumbuhan kembali lemah, yang akhirnya banyak tumbuh rumput liar (weed), bahkan bisa menimbulkan erosi tanah.
4.       Defoliasi yang terlalu ringan (under-grazing) pun harus dihindarkan
Praktek-praktek defoliasi semacam ini pun juga akan merugikan, maka hal tersebut harus dihindarkan. Sebab hijauan menjadi terlalu tua, serat kasar tinggi dan kurang palatable dan nilai gizinyaa sanagt rendah.
SUMBER
http://anggi-arga.blogspot.com/2010/03/mulsa.html
Share this article :

0 komentar:

Post a Comment



 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Kampus_peternakan - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger