Hijauan makanan ternak adalah semua bahan makanan yang
berasal dari tanaman dalam bentuk daun-daunan dan yang termasuk kedalam
kelompok makanan hijauan untuk ternak ini dapat berupa hijauan segar berupa
rumput dan kacang-kacangan atau leguminosa. Untuk Megetahui bagaimana kualitas
hijauan rumput yang ada dipadang penggembalaaan maka dilakukan suatu metode
yang disebut dengan “Defoliasi”.
Defoliasi ialah
pemotongan atau pengambilan bagian tanaman yang ada di atas permukaan tanah,
baik oleh manusia maupun oleh renggutan hewan itu sendiri di waktu ternak itu
digembalakan.
Pada umumnya, semakin tua hijauan waktu dipotong, maka kadar serat kasar
akan meningkat dan kadar protein akan menurun karena makin meningkatnya
senyawa-senyawa bukan protein sebaliknya bertambahnya umur, produksi makin meningkat
pada akhirnya menyebabkan kandungan dan produksi protein semakin lambat suatu
tanaman dipotong, kandungan serat kasarnya semakin meningkat dan nilai gizinya
semakin menurun. Sebaliknya semakin panjang interval defoliasi, makin rendah
kadar protein sedangkan kadar seratnya semakin meningkat. Oleh karena itu, maka
perlu diatur jarak antara pemotongan pertama dan kedua dan selanjutnya, jarak
defoliasi pada musim penghujan sebaiknya 40 hari sekali dan musim kemarau 60
hari.
Untuk menjamin pertumbuhan kembali (regrowth) yang optimal
yang sehat dan kandungan gizi yang baik, defoliasi diharuskan dilakukan pada
periode tertentu yakni pada akhir vegetatif atau menjelang berbunga. Di dalam
praktek, biasanya defoliasi dilakukan 40 hari sekali pada musim penghujan dan
60 hari sekali di musim kemarau. Kesemuanya hanya bias dilakukan apabila
pemeliharaan itu baik.
Perlu dijelaskan di sini bahwa salah satu factor yang
mempengaruhi pertumbuhan kembali ialah adanya persediaan bahan makanan (food
reserve) berupa karbohidrat di dalam akar dan tunggal yang ditanggalkan setelah
defoliasi. Karbohidrat ini dihasilkan oleh proses asimilasi. Segera setalah
defoliasi karbohidrat ini dirombak oleh enzim tertentu menjadi energi untuk
pertumbuhan kembali.
·
Periode Pertumbuhan
Pertumbuhan tanaman hijauan bias dibedakan menjadi 3
periode, yaitu :
1. Periode perkecambahan atau awal pertumbuhan
1. Periode perkecambahan atau awal pertumbuhan
Yaitu periode
di mana tanaman mulai tumbuh. Jika defoliasi dilakukan pada periode ini, maka
hijauan tersebut nilai gizinya relative tinggi dan serat kasarnya pun masih
rendah. Untuk mempertahankan agar supay hijauan tetap dalam keadaan muda, makam
tanaman harus sering dipotong. Tetapi defoliasi yang dilakukan pada periode ini
kurang menguntungkan, karena akan memperlemah pertumbuhan kembali, dengan
demikian tanaman tak ada kesempatan tumbuh kemali dengan baik, sehingga tanaman
liar akan tumbuh subur.
2. Periode
vegetatif
Periode vegetatif yaitu periode
sesudah awal pertumbuhan sampai menjelang berbunga. Jika defoliasi terhadap
tanaman dilakukan pada periode ini sungguh sangat tepat atau merupakan saat
pemotongan yang optimal, sebab :
·
kandungan
nilai gizi tananam masih cukup tinggi, belum banyak yang hilang menjadi buah
(biji)
·
kandungan serat kasarnya belum begitu
tinggi.
·
Kesempatan untuk tumbuh kembali masih
baik.
·
Rasanya
masih enak (palatable)
3. Periode
berbuah
Yakni periode
di mana tanaman sudah mulai membentuk biji. Pada periode
ini kandungan serat kasar tanaman sangat tinggi. Hal ini kiranya bias dimaklumi
karena semakin tua tanaman akan semakin banyak serabut yang digenangi oleh
lignin yang mengeraskannya, sehingga kebanyakan dari sel-sel tanaman itu
diselubungi oleh zat yang tak dapat dicerna dan itulah sebabnya nilai gizi
makanan akan menurun pula. Denagn sebagian besar zat-zat makanan yang berguna
bagi keperluan hewan sudah hilang untuk pembentukan biji. Maka suatu hal
yang kurang tepat apabila defoliasi itu dilakukan pada periode ini. Utk lebih
jelasnya perhatikan diagram pertumbuhan berikut :
Beberapa cara pengelolaan yang perlu diperhatikan, khususnya
mengenai pengaturan pemotongan rumput, agar bisa diperoleh suatu produksi yang
kontinu. Dengan demikian, baiklah apabila cara melakukan defoliasi itu diatur
dengan memperhatikan pada :
1.
Pemotongan tahun-tahun pertama
Pemotongan
pada tahun pertama harus hati-hati, cukup dilakukan secara ringan atua tidak
dipotong sama sekali. Hal ini dimaksudkan agar pertumbuhan awal rumput
penggembalaan bisa terjamin.
Apabila
rumput ini hendak dipotong, haruslah dilakukan dengan cara meninggalkan pangkal
batang ± 7,5 cm dari tanah, dimana hasil potongan
tersebut bisa dipergunakan sebagai bahan silage atau hay.
2.
Pemotongan
bergilir (alternate grazing) atau sistem rotasi
Sistem ini biasanya dilakukan dengan
cara membagi-bagi areal pangonan menjadi petak-petak yang lebih sempit
(paddock) sesuai dengan maksud peternak, sehubungan dengan jumlah ternak yang
digembalakan, pertumbuhan hijauan serta kelebatannya. Pada umumnya padang
pangonan itu dibagi menjadi dua atau empat areal.
3.
Penggembalaan
berat (over-grazing) harus dihindarkan
Pelaksanaan penggembalaan berat yang
tidak terkontrol akan merugikan, akibat daya tampung pada penggembalaan yang
tak sesuai. Hal ini akan membawa akibat produksi berikutnya rendah, pertumbuhan
kembali lemah, yang akhirnya banyak tumbuh rumput liar (weed), bahkan bisa
menimbulkan erosi tanah.
4.
Defoliasi
yang terlalu ringan (under-grazing) pun harus dihindarkan
Praktek-praktek defoliasi semacam ini
pun juga akan merugikan, maka hal tersebut harus dihindarkan. Sebab hijauan
menjadi terlalu tua, serat kasar tinggi dan kurang palatable dan nilai gizinyaa
sanagt rendah.
SUMBER
0 komentar:
Post a Comment