Tinjauan Pustaka
Teori
koagulasi darah menurut Morowitz adalah sebagai berikut terjadi
kontak pada pembuluh darah sehingga rusak atau pecah. Jaringan yang robek ini
menyebabkan trombosit pecah dan membebaskan tromboplastin dengan bantuan ion Ca
akan mengaktifkan protrombin menjadi trombin. Trombin akan mempengaruhi
fibrinogen menjadi anyaman benang-benang fibrin sehingga akan menutup jaringan
yang rusak dan darah akan terperangkap. Secara
alamiah, trombin juga tidak ada dalam darah dalam bentuknya yang aktif atau
wujud koagulasi (gumpalan) dalam sirkulasi yang normal. Trombin mempunyai
bentuk prekursor di dalam darah yang disebut protrombin. Selama proses
koagulasi protrombin dirangsang oleh suatu kompleks yang disebut aktivator
protrombin yang memecah atau memisahkan enzim trombin dari protrombin. Waktu
koagulasi adalah lamanya waktu dari saat pengambilan darah sampai terjadinya
koagulasi (Frandson, 1992).
Koagulasi darah adalah suatu fungsi penting dari darah untuk mencegah banyaknya
darah yang hilang dari pembuluh darah yang rusak (terluka). Bagian dari darah
yang sangat berperan dalam proses koagulasi adalah trombosit atau keping darah.
Trombosit berasal dari sistem sel di sumsum tulang yaitu mengakarosit yang berkembang
menjadi trombosit (Nurcahyo, 1998).
Adapun
faktor dalam pembekuan darah meliputi ion Ca2+, tromboplastin,
akselator trombosit, konvertin, faktor anti hemofilik. Pembekuan atau
penggumpalan darah disebut juga koagulasi darah. Dari situ akan terjadi suatu
masa yang menyerupai jeli yang kemudian menjadi massa yang memadat dengan
meninggalkan cairan jernih disebut serum (Poedjiadi, 1994).
Materi dan Metode
Materi
Alat. Alat yang
digunakan pada praktikum waktu pendarahan antara lain lanset, arloji
(stopwatch), kertas filter, dan kapas.
Bahan. Bahan yang
digunakan pada praktikum waktu pendarahan adalah alkohol 70%.
Metode
Jari tempat pengambilan darah
dibersihkan, kemudian diusap dengan kapas beralkohol. Jari ditusuk dengan
lanset yang steril, dan dicatat pada saat darah keluar. Satu sampai dua tetes
darah dengan cepat dipindahkan ke dalam gelas arloji. Dengan menggunakan kepala
jarum pentul, ke dalam darah ditusukkan kemudian diangkat. Dilakukan setiap 30
detik sampai ada benang fibrin terlihat dan dicatat waktunya. Waktu mulai darah
keluar dan pembuluh darah sampai terbentuknya benang fibrin disebut dengan
waktu beku darah.
Hasil dan Pembahasan
Hasil
Tabel 6.2. Hasil Pengukuran Waktu Beku Darah
Nama
Probandus Umur Jenis
Kelamin
Waktu Pendarahan
|
Imran
Satriadi
18
Laki-laki
7 Menit 43 Detik
Resti
19
Perempuan
9 Menit 6 Detik
|
Pembahasan
Berdasarkan praktikum pembekuan darah
yang telah dilakukan, diperoleh hasil waktu beku darah probandus laki-laki
berumur 18 tahun adalah 7 menit 43 detik dan waktu beku darah probandus
perempuan berumur 19 tahun adalah 9 menit 6 detik. Umumnya, koagulasi berakhir dalam waktu 5
menit, sehingga dapat dinyatakan tidak
terserang defisiensi vitamin K, penyebabnya adalah rendahnya penyerapan lemak
dari dalam usus. Koagulasi juga dipengaruhi oleh cara atau teknik pengambilan
darah sehingga di dapat variasi dalam waktu beku darah (Frandson, 1993).
Menurut Poedjiadi (1994), mekanisme
pembekuan darah yaitu pertama, jaringan mengalami cedera, trombosit yang
mengalami lisis kemudian terjadi pelepasan prekursor tromboplastin bereaksi
dengan faktor antihemofilik (plasma) dengan komponen tromboplastin membentuk
tromboplastin. Kedua, Prokonvertin diubah menjadi konvertin oleh ion Ca.
Ketiga, protrombin dengan bantuan ion Ca, konvertin, dan tromboplastin akan
diubah menjadi trombin. Keempat, akselerator globulin plasma in-aktif
diaktifkan menjadi akselerator globulin serum aktif oleh trombin. Kelima,
protrombin diubah menjadi trombin. Terakhir, fibrinogen diubah menjadi fibrin
dengan bantuan trombin. Hemoglobin(Hb) terdapat di dalam sel darah merah
dan memiliki fungsi dalam pengangkutan O2. Kadar hemoglobin di dalam
darah dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain umur, pakan, dan kondisi
kesehatan ternak. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembekuan darah antara lain :
1. Faktor I
Fibrinogen: sebuah faktor koagulasi
yang tinggi berat molekul protein plasma dan diubah menjadi fibrin melalui aksi
trombin. Kekurangan faktor ini menyebabkan masalah pembekuan darah afibrinogenemia
atau hypofibrinogenemia.
2. Faktor II
Prothrombin: sebuah faktor koagulasi
yang merupakan protein plasma dan diubah menjadi bentuk aktif trombin (faktor
IIa) oleh pembelahan dengan mengaktifkan faktor X (Xa) di jalur umum dari
pembekuan. Fibrinogen trombin kemudian memotong ke bentuk aktif fibrin.
Kekurangan faktor menyebabkan hypoprothrombinemia.
3. Faktor III
Jaringan Tromboplastin: koagulasi
faktor yang berasal dari beberapa sumber yang berbeda dalam tubuh, seperti otak
dan paru-paru; Jaringan Tromboplastin penting dalam pembentukan prothrombin
ekstrinsik yang mengkonversi prinsip di Jalur koagulasi ekstrinsik. Disebut
juga faktor jaringan.
4. Faktor IV
Kalsium: sebuah faktor koagulasi
diperlukan dalam berbagai fase pembekuan darah.
5. Faktor V
Proaccelerin: sebuah faktor koagulasi
penyimpanan yang relatif labil dan panas, yang hadir dalam plasma, tetapi tidak
dalam serum, dan fungsi baik di intrinsik dan ekstrinsik koagulasi jalur.
Proaccelerin mengkatalisis pembelahan protrombin trombin yang aktif. Kekurangan
faktor ini, sifat resesif autosomal, mengarah pada kecenderungan berdarah yang
langka yang disebut parahemophilia, dengan berbagai derajat keparahan. Disebut
juga akselerator globulin.
6. Faktor VI
Sebuah faktor koagulasi sebelumnya
dianggap suatu bentuk aktif faktor V, tetapi tidak lagi dianggap dalam skema
hemostasis.
7. Faktor VII
Prokonvertin: sebuah faktor koagulasi
penyimpanan yang relatif stabil dan panas dan berpartisipasi dalam Jalur
koagulasi ekstrinsik. Hal ini diaktifkan oleh kontak dengan kalsium, dan
bersama dengan mengaktifkan faktor III itu faktor X. Defisiensi faktor
prokonvertin, yang mungkin herediter (autosomal resesif) atau diperoleh (yang
berhubungan dengan kekurangan vitamin K), hasil dalam kecenderungan perdarahan.
Disebut juga serum protrombin konversi faktor akselerator dan stabil.
8. Faktor VIII
Antihemophilic faktor, sebuah faktor koagulasi
penyimpanan yang relatif labil dan berpartisipasi dalam jalur intrinsik dari
koagulasi, bertindak (dalam konser dengan faktor von Willebrand) sebagai
kofaktor dalam aktivasi faktor X. Defisiensi, sebuah resesif terkait-X sifat,
penyebab hemofilia A. Disebut juga antihemophilic globulin dan faktor
antihemophilic A.
9. Faktor IX
Tromboplastin Plasma komponen, sebuah
faktor koagulasi penyimpanan yang relatif stabil dan terlibat dalam jalur
intrinsik dari pembekuan. Setelah aktivasi, diaktifkan Defisiensi faktor X.
hasil di hemofilia B. Disebut juga faktor Natal dan faktor antihemophilic B.
10. Faktor X
Stuart faktor, sebuah faktor koagulasi
penyimpanan yang relatif stabil dan berpartisipasi dalam baik intrinsik dan
ekstrinsik jalur koagulasi, menyatukan mereka untuk memulai jalur umum dari
pembekuan. Setelah diaktifkan, membentuk kompleks dengan kalsium, fosfolipid,
dan faktor V, yang disebut prothrombinase; hal ini dapat membelah dan
mengaktifkan prothrombin untuk trombin. Kekurangan faktor ini dapat menyebabkan
gangguan koagulasi sistemik, disebut juga Prower Stuart-faktor. Bentuk
yang diaktifkan disebut juga thrombokinase.
11. Faktor XI
Tromboplastin plasma yg di atas, faktor
koagulasi yang stabil yang terlibat dalam jalur intrinsik dari koagulasi; sekali
diaktifkan, itu mengaktifkan faktor IX. Lihat juga kekurangan faktor XI.
Disebut juga faktor antihemophilic C.
12. Faktor XII
Hageman faktor: faktor koagulasi yang
stabil yang diaktifkan oleh kontak dengan kaca atau permukaan asing lainnya dan
memulai jalur intrinsik dari koagulasi dengan mengaktifkan faktor XI.
Kekurangan faktor ini menghasilkan kecenderungan trombosis.
13. Faktor XIII
Fibrin-faktor yang menstabilkan, sebuah
faktor koagulasi yang merubah fibrin monomer untuk polimer sehingga mereka menjadi
stabil dan tidak larut dalam urea, fibrin yang memungkinkan untuk membentuk
pembekuan darah. Kekurangan faktor ini memberikan kecenderungan seseorang
hemorrhagic. Disebut juga fibrinase dan protransglutaminase. Bentuk yang
diaktifkan juga disebut transglutaminase.
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, diperoleh hasil waktu beku darah
pada probandus laki-laki yaitu 7 menit 43 detik, dan pada probandus perempuan
yaitu 9 menit 6 detik. Hasil tersebut jauh dari kisaran normal, yaitu sekitar 5
menit.
Daftar Pustaka
Frandson,
R. D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Edisi
Keempat. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Frandson,
R. D. 1993. Anatomi dan Fisiologi Ternak Edisi Keempat. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Nurcahyo,
Heru. 1998. Anatomi dan Fisiologi Hewan. Yogyakarta : UNY.
Poedjiadi,
Anna. 1994. Dasar – dasar Biokimia. Jakarta : Universitas Indonesia Press.
laporannya apik sekali, terimakasih untuk pembelajarannya
ReplyDelete