.

.
Home » , , , » Performan Ayam Broiler yang Diberi Ransum yang Mengandung Bungkil Kelapa yang Difermentasi Ragi Tape Sebagai Pengganti Sebagian Ransum Komersial

Performan Ayam Broiler yang Diberi Ransum yang Mengandung Bungkil Kelapa yang Difermentasi Ragi Tape Sebagai Pengganti Sebagian Ransum Komersial

Written By Unknown on Tuesday, November 25, 2014 | Tuesday, November 25, 2014


Performan Ayam Broiler yang Diberi Ransum yang Mengandung
Bungkil Kelapa yang Difermentasi Ragi Tape Sebagai Pengganti
Sebagian Ransum Komersial

Agus Budiansyah [1]


Intisari


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji sejauh mana pengaruh penggunaan bungkil kelapa yang difermentasi dengan ragi tape sebagai pengganti sebagian ransum komersial terhadap performa ayam broiler. Penelitian menggunakan 100 ekor anak ayam broiler jantan umur tujuh hari strain Lohman. Ayam dibagi ke dalam 20 unit kandang. Perlakuan yang diterapkan sebanyak lima macam ransum yang terdiri dari dua taraf penggunaan bungkil kelapa tanpa fermentasi (BKTF) dan dua taraf penggunan bungkil kelapa hasil fermentasi dengan ragi tape (BKFRT) sebagai pengganti ransum komersial (RK) dan satu macam ransum tanpa menggunakan bungkil kelapa sebagai kontrol. Ransum perlakuan adalah : R0 = 100 persen ransum komersial (RK); R1 = 10 persen BKTF + 90 persen RK; R2 = 20 persen BKTF + 80 persen RK; R3 = 10 persen BKFRT + 90 persen RK; dan R4 = 20 persen BKFRT + 80 persen RK. Ayam dipelihara selama empat minggu. Pada akhir penelitian  dua ekor ayam diambil dari tiap-tiap unit kandang untuk dipotong dan dianalisis bobot karkasnya. Data yang diperoleh dilakukan analisis ragam dan perbedaan antara perlakuan diuji dengan uji Tukey. Peubah yang diamati adalah konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum, bobot badan akhir dan bobot karkas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bungkil kelapa baik tanpa fermentasi (BKTF) maupun bungkil kelapa hasil fermentasi dengan ragi tape (BKFRT) tidak berpengaruh terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, bobot badan akhir dan bobot karkas, tetapi berpengaruh terhadap konversi ransum. Penggunaan BKTF dan BKFRT pada taraf 20 persen meningkatkan konversi ransum. Hasil penelitian menyimpulkan penggunaan bungkil kelapa dalam ransum ayam broiler, baik yang tidak difermentasi maupun bungkil kelapa hasil fermentasi dengan ragi tape sebagai pengganti sebagian ransum komersial hanya bisa dilakukan sampai taraf 10 persen. Fermentasi terhadap bungkil kelapa dengan ragi tape tidak memberikan manfaat terhadap performa ayam broiler.

Kata Kunci : Bungkil Kelapa, Fermentasi Ragi Tpe,  Ayam Broiler



The study effect of using fermented copra meal with ragi tape in ration to replace  commercial feed diets on broiler performance


Abstract

The objective of the research was to study effect of using fermented copra meal with ragi tape in ration to replace of commercial feed diets on broiler performance. One hundreds of broiler Lohman strain aged a week were randomly assigned to five dietary treatments. The treatments were consisted of two levels of copra meal without fermentation (BKTF) and two levels of copra meal with fermentation of ragi tape (BKFRT) to replace of part of commercial feed diets (RK) and one of dietary treatment was without copra meal as a control. They were R0 = 100 percent of commercial feed diets as a control (RK); R1 = 10 percent of BKTF + 90 percent of RK; R2 = 20 percent of BKTF + 80 percent of RK; R3 = 10 percent of BKFRT + 90 percent of RK; dan R4 = 20 percent of BKFRT + 80 percent of RK.  The chicks were fed for four weeks. At the end of experiment, two broilers from each units were slaughtered to measure carcass weight. Data from completely randomized design were subjected to ANOVA and different among treatments were further analyzed using Tukey test. Parameters of the research were feed consumption, average body weight gain, feed conversion, final body weight and carcass weight. The result of the experiment showed that using of copra meal with or without fermentation used ragi tape  in broiler diets to replace commercial feed diets were no significant effect on feed consumption, average body weight gain, final body weight and carcass weight, but they had signifacant effect on feed conversion. Using of copra meal in broiler diets with or without fermentation of ragi tape (BKFRT and BKTF) at level of 20 percent were increase feed conversion. The result concluded that using copra meal in broiler diets with or without fermentation of ragi tape could application at level of 10 percent to replace commercial feed diets, and fermentation of copra meal used of ragi tape had no significant improvement on broiler performance.
                  
Key Words  :  Copra Meal, Yeast, Broiler Chicken



Pendahuluan

Salah sat faktor penentu keberhasilan suatu usaha peternakan adalah faktor pakan, disamping faktor genetik dan tatalaksana pemeliharaan. Biaya pakan dalam suatu usaha peternakan khususnya ayam broiler merupakan komponen terbesar dari total biaya produksi yang harus dikeluarkan peternak selama proses produksi yaitu sekitar 60 sampai 70 persen. Oleh karena itu agar usaha peternakan ayam broiler dapat berhasil dengan baik, ayam dapat tumbuh dan berproduksi dengan optimal dengan tingkat keuntungan yang maksimum, maka faktor pakan harus mendapat perhatian yang cukup serius, terutama kualitas dan harga pakan.



Umumnya peternak ayam broiler menggunakan ransum komersial untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak ayamnya, karena ransum komersial telah disusun sedemikian rupa sehingga memenuhi standard kebutuhan zat makanan yang telah ditetapkan, dan ransum tersebut banyak tersedia di pasaran. Akan tetapi harga ransum komersial tersebut relatif mahal sehingga dapat mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh peternak, bahkan pada keadaan tertentu  dapat menyebabkan kerugian karena biaya produksi jauh lebih besar dari penerimaan penjualan ayam. Hal inilah yang menyebabkan banyak usaha peternakan yang gulung tikar atau tutup karena selalu merugi. Salah satu usaha untuk menekan biaya pakan adalah dengan mengurangi penggunakan ransum komersial dan menggantikannya dengan bahan lain yang lebih murah tetapi kebutuhan zat makanan dalam ransum diusahakan dapat terpenuhi tanpa menyebabkan gangguan terhadap pertumbuhan. Salah satu bahan tersebut adalah bungkil kelapa.
Bungkil kelapa adalah salah satu bahan pakan yang banyak digunakan dalam penyusunan ransum ayam broiler. Bungkil kelapa mengandung protein kasar yang cukup tinggi yaitu sekitar 21 persen, hampir sama dengan kandungan protein ransum komersial yaitu 21 – 23 persen, sedangkan kandungan energi metabolisnya sebesar 2120 Kkal/kg (Wahju 1988). Penggunaan bungkil kelapa dalam ransum ayam broiler relatif rendah yaitu hanya 5 sampai 15 persen dan yang umum digunakan sekitar 7 persen dalam ransum  (Packham 1982). Hal ini disebabkan pada bungkil kelapa terdapat ketidakseimbangan asam amino esensial yaitu defisien  asam amino metionin dan lisin, dan kandungan serat kasar yang cukup tinggi yaitu sekitar 15 persen (Wahju 1988). Balasubramaniam (1976) melaporkan bahwa karbohidrat bukan pati (KBP) atau non-starch polysaccharides (NSP) pada bungkil kelapa yang termasuk dalam kelompok serat kasar terdiri dari 26 persen mannan, 61 persen galaktomannan dan selulosa 13 persen. Ketidakseimbangan asam amino esensial dalam ransum akan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan.
Salah satu usaha untuk mengoptimalkan pemanfatan bungkil kelapa adalah dengan cara fermentasi dengan ragi tape. Ragi tape adalah salah satu jenis mikroorganisme starter yang biasa digunakan dalam pembuatan tape. Jenis mikroorganisme yang terdapat ragi tape terdiri dari jenis kapang antara lain adalah Rhizofus orizae, R stolonifer, Aspergillus orizae, A niger, Mucor cornoloides, M  javanicus, M rouxii, M dubois, Fusarium sp dan Amylomyces rouxii, dan dari jenis khamir antara lain Sacharomyces cereviceae, candida parapsilosis, C mycoderma, Hansenula suppeliculosa, H amonola, Endomycopsis chodato dan E fibuinger (Saono 1974). Di dalam ragi tape yang banyak berperan merubah karbohidrat yang terkandung dalam bahan pakan menjadi gula adalah A niger, sedangkan yang banyak berperan mengubah gula menjadi alkohol adalah S cereviceae (Fardiaz 1992). S cereviceae  dilaporkan dapat meningkatkan kecernaan pakan berserat tinggi (Wallace dan Newbold l993).  Proses fermentasi dengan ragi tape dapat menyebabkan perubahan terhadap komposisi kimia bahan seperti kandungan asam amino, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral akibat aktivitas dan perkembang-biakan mikroorganisme (Pederson 1971). Aktivitas mikroba ragi tape terjadi melalui beberapa mekanisme produksi enzim hidrolitik seperti amilase, proteinase, pektinase, lipase yang menyederhanakan polimer menjadi monomer yang lebih mudah diserap di dalam saluran pencernaan (Fardiaz 1992; Aunstrup 1979). Hasil fermentasi dengan ragi tape adalah senyawa atau bahan organik terlarut yang mudah diserap seperti asam amino esensial dan disacharida (Higa dan Parr 1994)


[1] Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Jambi, Jambi

download full disini http://adf.ly/ucx8g
Share this article :

0 komentar:

Post a Comment



 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Kampus_peternakan - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger