Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p 478 – 488 Online
at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG JAHE MERAH (Zingiber officinale var. Rubrum) DALAM RANSUM TERHADAP LAJU BOBOT BADAN DAN PRODUKSI TELUR AYAM KAMPUNG PERIODE LAYER
(Effect of Red Ginger Meal
(Zingiber officinale var. Rubrum) in Kampung Chicken’s Diet on Body Weight Rate
and Egg Production)
N.B. Siahaan, E. Suprijatna, dan L.D.
Mahfudz
Fakultas Peternakan dan Pertanian
Universitas Diponegoro, Semarang
ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mengetahui taraf penambahan dari
tepung jahe merah pada ayam kampung periode layer
terhadap laju bobot badan dan produksi telur
yang dipelihara selama 6 minggu. Sebanyak 100 ekor ayam kampung umur 24
minggu dengan bobot badan 1532,25 + 175,92
g ditempatkan dalam kandang battrey
dibagi menjadi 20 unit percobaan dan
diisi 5 ekor ayam broiler per unit. Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah jagung giling, bekatul, tepung ikan, tepung jahe merah, white pollard, bungkil kedelai dan premix. Penelitian ini
menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 4 kelompok
yaitu T0 (kontrol) = ransum perlakuan tanpa tepung jahe merah; T1 = ransum
perlakuan dengan penggunaan 0,25% tepung jahe merah; T2 = ransum perlakuan
dengan penggunaan 0,5% tepung jahe merah; T3 = ransum perlakuan dengan
penggunaan 0,75% tepung jahe merah, T4 = ransum perlakuan dengan penggunaan 1%
tepung jahe merah. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan prosedur analisis
ragam dengan uji F pada taraf 5 %. Hasil penelitian nenunjukkan bahwa
penggunaan tepung jahe merah tidak menunjukkan adanya perbedaan yang nyata
(P>0,05) terhadap laju bobot badan dan produksi telur.
Kata Kunci : Ayam Kampung, jahe merah, laju bobot badan,
produksi telur.
ABSTRACT
This study was aimed to determined effect
of red ginger meal in kampung chicken’s diet on body weight and egg production
maintained 6 weeks. Around 100 of kampung chicken at 24 weeks old with average weight 1532,25 + 175,92
g was placed in battrey cage were divide into 20 units and each unit consist of
five kampung chickens. Feedstuffs used in this study were corn, rice bran,
fishmeal, red ginger, white pollard, soybean meal and premix. Experimantal
design used randomized block design (RBD) withh 5 treatments and 4 group: T0
(control) = ration treatment without red ginger; T1 = ration treatment with red
ginger 0,25%; T2 = ration treatment with red ginger 0,5%; T3 = ration treatment
with red ginger 0,75%, T4 = ration treatment with red ginger 1%. The data
obtained were analyzed using various analytical procedures F-test with level
5%. The result showed that treatment with red ginger in diet not significantly
(P>0,05) againts weight rate and egg production.
Key word: Kampung chickens, red ginger , body weight rate,
egg production.
PENDAHULUAN
Perkembangan perunggasan di Indonesia
sekarang ini sangat pesat. Salah satunya dapat dilihat dari perkembangan
perunggasan ayam buras. Salah satu jenis ayam buras yang mulai dibudidayakan
yaitu ayam kampung. Pemeliharaan ayam kampung berada di pedesaan Indonesia
secara tradisional tanpa pemberian pakan yang baik, tidak melakukan
pengendalian penyakit dan sebagainya, oleh sebab itu pertumbuhan dan produktivitasnya baik telur maupun daging
rendah. Sistem pemeliharaan secara intensif pada ayam kampung dengan pemberian
pakan berkualitas serta pencegahan penyakit sudah mulai dilakukan (Muryanto et al. 1995). Akibat pemeliharaan secara intensif memberikan dampak
stress atau cekaman terhadap ayam kampung petelur yang diakibatkan penyakit dan
ketidak seimbangan nutrien dalam ransum, dimana pada periode produksi kecukupan
nutien dalam ransum dibutuhkan untuk meningkatkan produksi telur tanpa
memberikan dampak terhadap pertumbuhan. Stress atau cekaman ini akan
mempengaruhi pertumbuhan ayam kampung yang dapat dilihat dari laju bobot badan,
dimana akan mempengaruhi produksi telur.
Upaya mengatasi stress atau cekaman ini
banyak digunakan bahan pakan herbal sebagai feed
supplement untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan membunuh mikroba
patogen yang mengganggu metabolisme tubuh, sistem pencernaan dan absorbsi
nutrisi (Conley, 1997). Pemberian antibiotika pada unggas dapat meningkatkan
pertumbuhan, mengurangi penyakit, dan menghasilkan produksi telur yang tinggi
(Donoghue, 2003). Salah satu bahan pakan herbal yang digunakan adalah jahe
merah. Namun metode pemberian dan taraf pemberian jahe merah pada unggas
terkhusus ayam kampung belum diketahui,
sehingga perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh jahe merah dalam ransum
ayam kampung periode layer. Melalui
penambahan tepung jahe merah dalam ransum diharapkan akan meningkatkan
penyerapan nutrisi dari ransum dengan kandungan nutrien yang seimbang dan
menghambat pertumbuhan bakteri patogen sehingga metabolisme dalam tubuh ternak
berjalan dengan baik yang dapat mempengaruhi laju bobot badan, dimana bobot
badan merupakan salah satu faktor yang menentukan pencapaian produksi telur
ayam kampung. Antibakteri akan menetralisir racun yang menempel pada dinding
usus, sehingga penyerapan zat nutrisi yang penting dalam mempengaruhi produksi
telur seperti protein dan kalsium menjadi lebih baik, sebagaimana kerja
antibiotik sebagai growth promotor.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh penambahan tepung jahe merah dalam ransum terhadap laju bobot badan
dan produksi telur ayam kampung periode layer. Penambahan tepung jahe
merah dalam ransum ayam kampung periode layer
diharapkan dapat mempengaruhi laju bobot badan ayam kampung periode layer yang akan berbanding lurus
produksi telur ayam kampung tersebut.
MATERI DAN METODE
Materi yang digunakan berupa ayam kampung
betina berumur 26 minggu sejumlah 100 ekor dengan bobot rata-rata 1532,25 + 175,92 g. Kandang yang digunakan kandang batrey dengan 20 unit percobaan dan
setiap unit percobaan diisi 5 ekor ayam kampung, dilengkapi dengan tempat pakan
dan tempat minum. Ransum yang diberikan terdiri dari jagung giling, bekatul,
tepung ikan, bungkil kedelai, pollar, dan premix. Kandungan PK 16,7% dan EM
2721 Kkal/kg dengan penambahan tepung jahe merah dalam ransum sebanyak 0,25,
0,5, 0,75, dan 1%. Komposisi dan kandungan nutrisi ransum perlakuan dapat
dilihat pada Tabel 1. dan
Tabel 2.
Tabel 1. Kandungan Nutrien Bahan Pakan Penyusun Ransum
Perlakuan
Bahan
Pakan Protein* EM** Lemak*
SK* Ca* P*
(%)
(Kkal/kg) (%) (%)
Bekatul 11,64 2680,00 12,97
22,34
Jagung
|
9,03
|
3100,01
|
1,49
|
2,58
|
0,11
|
0,22
|
Tepung Ikan
|
60,25
|
2330,80
|
4,69
|
8,16
|
5,28
|
4,19
|
Bungkil Kedelai
|
50,51
|
2909,57
|
1,38
|
3,91
|
0,17
|
0,52
|
Pollard
|
15,58
|
2702,87
|
3,91
|
14,93
|
0,39
|
0,6
|
Jahe Merah
|
12,05
|
2490,00
|
3,71
|
16,03
|
-
|
-
|
Tabel 2. Komposisi Ransum Perlakuan
dan Kandungan Nutriennya.
No
|
Bahan Pakan
|
%
|
LK*
|
SK*
|
PK*
|
Ca*
|
P*
|
EM**
|
1
|
Pollard
|
21
|
0,82
|
3,14
|
3,27
|
0,08
|
0,13
|
567,60
|
2
|
B.Kedelai
|
7
|
0,10
|
0,27
|
3,54
|
0,01
|
0,03
|
203,67
|
3
|
Tepung ikan
|
7
|
0,33
|
0,57
|
4,22
|
0,37
|
0,29
|
163,16
|
4
|
Bekatul
|
10
|
1,30
|
2,23
|
1,32
|
0,05
|
0,19
|
268,03
|
5
|
Jagung
|
49
|
0,73
|
1,26
|
4,42
|
0,05
|
0,11
|
1519,01
|
6
|
Grid
|
3
|
|
|
|
1,44
|
0,40
|
|
7
|
Mineral
|
|
|
|
|
0,98
|
0,33
|
|
Total
|
3,28
|
7,48
|
16,77
|
2,98
|
1,44
|
2721,46
|
Sumber :*Hasil Analisis Proksimat di Laboratorium Ilmu
Makanan Ternak, Fakultas Peternakan
dan Pertanian, Universitas Diponegoro (2012).
**Hasil
Perhitungan berdasarkan rumus Balton EM = 40,81 {0,87 [Protein kasar + 2,25
Lemak kasar
+ BETN] +2,5}
Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak
kelompok
(RAK) dengan 5 download full disini http://adf.ly/ucwe8
0 komentar:
Post a Comment