MENINGKATKAN PRODUKSI AYAM
PEDAGING MELALUI
PENGATURAN PROPORSI SEKAM, PASIR DAN KAPUR SEBAGAI LITTER.
Muharlien, Achmanu dan R.Rachmawati.
Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas
Brawijaya.
Malang
ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mengetahui proporsi yang tepat antara sekam, pasir dan
kapur sebagai litter terhadap produksi ayam pedaging. Hasil penelitian diharapkan
dapat digunakan sebagai informasi dan pertimbangan bagi peternak ayam pedaging
dalam penggunaan proporsi sekam, pasir dan kapur yang tepat sebagi litter untuk meningkatkan produksi ayam
pedaging. Materi yang digunakan adalah 72 ekor ayam pedaging jantan strain
Lohman umur 3 minggu, dengan bobot badan 424,74 ± 42,46 g
Metode penelitian adalah percobaan dengan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan enam ulangan. Perlakuan
yang diberikan adalah perbedaan proporsi antara sekam, pasir dan kapur sebagai litter, yaitu P0 = litter dari 100 % sekam , P1 =
50 % sekam, 33 % pasir, 17 % kapur. Perlakuan P2 = 33 % sekam, 50 %
pasir, 17 % kapur dan P3 = 41,5 % sekam, 41,5 % pasir dan 17 % kapur. Variabel
yang diamati meliputi konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi
pakan. Data dianalisis dengan sidik
ragam, dan jika terdapat perbedaan yang nyata atau sangat nyata dikanjutkan
dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT).
Hasil penelitian
menunjukkan penggunaan proporsi sekam, pasir dan kapur dalam litter memberikan perbedaan pengaruh
yang nyata (P<0,05) terhadap konsumsi pakan dan pertambahan bobot badan,
tetapi tidak memberikan perbedaan pengaruh yang nyata terhadap konversi
pakan.
Kesimpulan, penggunaan litter yang terdiri dari 50 % sekam, 33
% pasir dan 17 % kapur dapat
meningkatkan konsumsi pakan dan pertambahan bobot badan pada ayam pedaging dan
tidak menurunkan konversi pakan. Saran pada pemeliharaan ayam
pedaging untuk meningkatkan konsumsi pakan dan pertambahan
bobot badan sebaiknya digunalkan litter
yang terdiri dari 50 % sekam, 33 % pasir dan
17 % kapur
Kata kunci : Ayam pedaging, konsumsi pakan, pertambahan
bobot badan, konversi
Pakan, dan litter.
INCREASED OF
BROILER PRODUCTION PASSED ARRANGEMENT OF PROPORTION RICE HULL, SAND AND QUICKLIME AS LITTER.
ABSTRACT
The aim of the research was to study the
correct proportion among rice hull, sand and quicklime for increasing broiler
production performances. The results of research expected can be used as
consideration and information for
broiler rearing by using the correct proportion of rice hull, sand and
quicklime of litter to increase broiler production. The material of the
research was 72 broilers, Lohman Strain of 2 weeks old and body weight was
424,74 ± 42,46 g. The research method was experimentally with Completely Randomized
Design (CRD). Variables observed were feed consumption, body weight gain and feed conversion. The data were
analysis with Analysis of Variance and if there were any significant difference
would be continued with Least
Significant Differences (LSD).
The result of this research indicated
that difference proportion of rice hull, sand and quicklime in litter had significant effect
(P<0,05) on feed consumption and daily gain but had no significant effect on
feed conversion. Feed consumption (3236,13
± 47,75 g) and body weight gain (2174,42
± 98,60 g) and feed conversion (1.81 – 1.85). The conclusion used of litter
which consist of 50 % rice hull, 33 % sand and 17 % quicklime can increase feed
consumption and body weight of broiler.
It was suggested that on rearing broiler
by using litter with proportion of 50 %
rice hull, 33 % sand and 17 % quicklime.
Keyword : Broiler, feed consumption, daily gain, feed
conversion, and litter.
PENDAHULUAN.
. Ayam pedaging merupakan salah satu
jenis ayam yang sangat efektif untuk menghasilkan daging. Dalam pemeliharaan
ayam pedaging, untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, maka usaha tersebut
harus mempunyai manajemen yang baik.
Salah satu aspek dari manajemen adalah tatalaksana perkandangan. Kandang
yang biasa digunakan dalam pemeliharaan ayam pedaging adalah kandang sistem litter. Penggunaan alas kandang akan
berpengaruh besar terhadap produktifitas unggas seperti pertambahan bobot badan
dan produksi, karena masing-masing alas kandang mempunyai kelebihan dan
kekurangan tersendiri. Dalam pemeliharaan unggas diperlukan ketelitihan dalam
memilih dan menggunakan alas kandang, agar unggas dapat berproduksi setinggi
mungkin (Murtidjo, 1987). Menurut Achmanu dan Muharlien (2011) Kandang yang
lantainya diberi alas (litter) yang
berfungsi untuk menyerap air , agar lantai kandang tidak basah oleh kotoran
ayam, karena itu bahan yang digunakan untuk litter
harus mempunyai sifat mudah menyerap
air, tidak berdebu dan tidak basah. Hal ini didukung oleh Tobing (2005), yang
menyatakan bahwa alas kandang harus cepat meresapkan air karena litter mempunyai fungsi strategis
sebagai pengontrol kelembapan kandang, tidak berdebu dan bersifat empuk
sehingga kaki ayam tidak luka/memar.
Bahan litter yang paling banyak digunakan pada peternakan ayam pedaging
di Indonesia yang menggunakan sistem litter
adalah sekam (rice hull). Reed dan McCartney (1970)
menjelaskan bahwa sekam paling banyak digunakan untuk alas kandang karena
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut : dapat menyerap air baik, bebas debu,
kering, mempunyai kepadatan (density)
yang baik, dan mamberi kehatan kandang. Sifat lain dari sekam selain dapat
menyerap air dijelaskan oleh Luh (1991), bahwa sekam padi bersifat tidak mudah
lapuk, sumber kalium, cepat menggumpal dan memadat.
Dalam penggunaan bahan litter seabagi alas kandang, ada
beberapa yang menyarankan untuk mencampur dengan pasir dan kapur. Penambahan
pasir dalam campuran litter,
disebabkan oleh sifat dari pasir yang dapat mendukung optimalisasi fungsi litter, seperti tidak menggumpal dengan
penggunaan dalam jangka waktu yang lama (Ritz, et al 2002). Sedangkan bahan
kapur ditambahkan yaitu berfungsi untuk meredam amonia dari kotoran ayam dan
membunuh bibit penyakit (Murtidjo, 2002). Sistematis peredaman amonia oleh
kapur dijelaskan oleh Tobing (2005), bahwa mineral kalsium yang terkandung
dalam kapur dapat melepas dan mengikat molekul-molekul air secara reversible (bolak-balik). Pencampuran
ketiga bahan litter tersebut, diharapkan
dapat mengatasi masalah yang terjadi yang disebabkan oleh kelembapan karena
kotoran dari ayam dan faktorfaktor lain, yang dapat mengganggu kesehatan ayam
pedaging.
Terganggunya kesehatan ayam secara otomatis dapat
mengurangi jumlah pakan yang dikonsumsi, sehingga dapat mempengaruhi
pertambahan bobot badan dan konversi pakan ayam pedaging. Menurut (Tobing,
2005) penggunaan alas kandang yang tepat bukan saja dapat mengurangi angka
kematian, tetapi sekaligus meningkatkan bobot akhir ayam pedaging dan
menurunkan konversi pakan. Berdasarkan uraian diatas maka perlu dicari
proporsi bahan untuk litter yang tepat dalam upaya
meningkatkan produksi ayam pedaging.
MATERI DAN METODE
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium
Lapang Fakultas Peternakan di Sumber Sekar, Dau, Malang, selama 4 minggu. Materi penelitian
menggunakan 72 ekor ayam pedaging jantan umur 3 minggu dengan rataan bobot
badan 424,74 ± 42,46 gram dengan koefisiensi
keragaman
9,99 %.
Metode
penelitian, menggunakan percobaan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4
perlakuan dan 6 ulangan. Tiap ulangan
terdiri dari 3 ekor ayam pedaging.
download full disini http://adf.ly/ucxU0
0 komentar:
Post a Comment