.

.

LAPORAN PRAKTIKUM INDUSTRI TERNAK POTONG

Written By Unknown on Monday, December 15, 2014 | Monday, December 15, 2014

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Salah satu ciri peningkatan kesejahteraan masyarakat adalah terpenuhinya kebutuhan pangan dan gizi. Produksi ternak memegang peranan penting mulai dari penyediaan bibit sampai pasca panen untuk memenuhi kebutuhan konsumsi tersebut. Pembangunan peternakan mempunyai arti penting dalam peningkatan mutu fisik dan kecerdasan masyarakat terutama dalah hal penyediaan bahan pangan yang bergizi khususnya protein hewani asal ternak.
            Kebutuhan produk hewani di Indonesia sebagai sumber gizi semakin meningkat seiiring dengan bertambahnya poopulasi penduduk, tingkat pendapatan dan pendidikan masyarakat. Salah satu produk hewani tersebut adalah daging yang merupakan produk peternakan yang pemenuhannya belum mencukupi kebutuhan masyarakat Indonesia. Salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan daging adalah mencari kemungkinan ternak selain sapi, kambing dan domba yang dapat dijadikan sebagai komoditi penghasil daging.
Kuda merupakan salah satu ternak dengan produksi daging yang cukup bagus tapi masih belum dimanfaatkan dengan baik. Ternak kuda merupakan salah satu komoditi ternak di Indonesia yang belum dikembangkan secara intensif. Ternak ini dikembangkan sebagai hobi dan olahraga pacuan kuda serta dimanfaatkan sebagai penarik andong atau dokar. Hikmah (2003) mengatakan bahwa daging kuda mempunyai kandungan protein yang tinggi (19,72%) dengan kandungan lemak yang rendah (4,84%). Purba (2012) menambahkan bahwa pemanfaatan kuda sebagai penghasil daging masih sangat jarang dijumpai. Padahal dapat dilihat dari kandungan daging kuda bahwa daging kuda sangat berpotensi sebagai sumber protein bagi konsumsi masyarakat.
            Produksi daging kuda pada tahun 2011 sebesar 1.822,09 ton skala nasional. Lima provinsi sebagai penghasil daging kuda terbesar adalah Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sumatera Utara dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada tahun 2011 Daerah Istimewa Yogyakarta menghasilkan 90,45 ton daging kuda, sehingga merupakan salah satu provinsi yang sangat cocok untuk dikembangkan sebagai penghasil daging kuda (Direktorat Jenderal Pertanian, 2014). Daerah di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang paling berpotensi sebagai penghasil daging kuda adalah Pleret. Pleret merupakan panghasil daging kuda tertinggi dengan populasi kuda sebesar 95 ekor jantan dan 84 ekor betina, pemotongan kuda sebesar 47 ekor kuda jantan dan 5 ekor kuda betina, dan produksi daging sebesar 7,80 ton pada tahun 2010 (Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul, 2014).
Tujuan Praktikum
Praktikum fattening bertujuan untuk mengetahui cara pengadaan dan pemilihan ternak potong yang baik, mekanisme penampungan ternak dengan manajemen yang tepat, mengetahui pemasaran ternak dan bagian-bagian produk hasil pemotongan serta produk olahan di pasaran untuk usaha penggemukan (feedlot).
Manfaat Praktikum
Praktikum fattening bermanfaat untuk mengetahui alur industri ternak potong dari hulu sampai hilir, mulai dari manajemen pengadaan bakalan, manajemen perkandangan, manajemen pakan, manajemen pencegahan dan perawatan ternak sakit, manajemen penanganan limbah, analisis usaha feedlot dan manajemen penanganan pasca panen. Praktikan dapat mempertimbangkan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dan dilakukan ketika bekerja di bidang feedlot ternak. Selain itu, ternak potong yang dapat dijadikan ternak potong bukan hanya ternak sapi, kambing dan domba saja, bahkan kuda juga bisa dijadikan ternak potong untuk memenuhi konsumsi daging masyarakat Indonesia.


PROFIL PERUSAHAAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, nama perusahaan tempat praktimum fettening kuda adalah Segoroyoso Stabel. Segoroyoso Stabel adalah suatu industri perorangan yang bergerak di bidang peternakan kuda. Usaha tersebut dirintis secara turun temurun oleh orang tua Bapak H. Soebardiono. Awalnya diturunkan pada kakak Bapak H. Soebardiono yaitu Bapak H. Sutrisno. Segoroyoso Stabel beralamat di Dusun Segoroyoso 1, Desa Segoroyoso, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
            Melihat kesuksesan dari Bapak H. Sutrisno tersebut, Bapak H. Soebardiono berniat menekuni usaha yang sama yaitu di bidang peternakana kuda. Dimulai di lahan pekarangan milik orang tua Bapak H. Soebardiono. Usahanya dirintis dari kecil dan perlahan beliau mulai membeli sawah untuk memperluas lahan untuk dijadikan sebagai kandang kuda. Rumah Pemotongan Kuda juga didirikan Bapak H. Soebardiono dan mendapat Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) mulai tahun 1986 dengan no. 168/12-01/PK/I/1986/PI. Awalnya Segoroyoso Stabel hanya memelihara 30 ekor kuda untuk usaha pemotongan dan andong. Setelah usahanya mulai berkembang maka Bapak H. Soebardiono mulai memperluas usahanya di bidang pengawetan kulit sapi (penggaraman kulit), menjual abon kuda dan membuat jaket kulit.
download full disini http://adf.ly/vHIpU
Share this article :

0 komentar:

Post a Comment



 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Kampus_peternakan - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger