.

.
Home » , , , » UK URAN SALURAN REPRODUKSI AYAM PET ELUR FASE PULL ET YANG DIBERI PA K AN DENGAN CAMPURAN RUMPUT LAUT (Gracilaria edulis)

UK URAN SALURAN REPRODUKSI AYAM PET ELUR FASE PULL ET YANG DIBERI PA K AN DENGAN CAMPURAN RUMPUT LAUT (Gracilaria edulis)

Written By Unknown on Tuesday, November 25, 2014 | Tuesday, November 25, 2014



UK URAN SALURAN REPRODUKSI AYAM PET ELUR FASE PULL ET YANG DIBERI PA K AN DENGAN CAMPURAN RUMPUT LAUT (Gracilaria edulis)

Wiesje Martha Horhoruw

Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Pattimura Jl. Ir. M. Putuhena, Kampus Poka, Ambon 97233


ABSTRAK


Penelitian dilakukan untuk mengetahui ukuran saluran reproduksi ayam petelur fase pullet yang diberi pakan dengan campuran rumput laut (Gracilaria edulis). Ayam petelur strain Lohmann Brown umur 14 minggu sampai bertelur pertama, terdiri dari empat kelompok perlakuan yaitu: R0, R1, R2 dan R3 diberi pakan dengan campuran rumput laut 0%, 5%, 10% dan 15%, pakan yang diberikan mengadung iso kalori dan iso protein (ME 2900 Kcal/Kg dan CP 14%) sesuai dengan kebutuhan ayam petelur Fase Pullet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa level rumput laut tidak berpengaruh nyata terhadap panjang dan berat infundibulum, magnum, isthmus, uterus, dan berat vagina, namun berpengaruh nyata terhadap panjang vagina.

Kata kunci: Ayam petelur, rumput laut Gracilaria edulis, saluran reproduksi 


MEASUREMENT OF REPRODUCTIVE TRACT THE LAY ER OF PHASE PULLET                            

FED WITH MIXTURE OF SEAWEED (Gracilaria edulis) ABSTRACT



The research was conducted to study the measurement of reproductive tract the layer of pullet phase gave fed with seweed mixture (Gracilaria edulis). Seventy two layers strain Lohmann Brown  age of 14 weeks old until lay eggs first, were divided into four treatment group that is: R0, R1, R2 and R3 given the feed with the mixture seweed  0%, 5%, 10% and 15% respectively, feed given contain iso calorie and iso protein (ME 2900 Kcal/kg and CP 14%) as according to requirement of layer of pullet phase. Result of research indicate that the level seweed had not significant effect to length and weight of infundibulum, magnum, isthmus, uterus, and vagina weight, but have significant effect to vagina length.

Key words: Layer, seaweed Gracilaria edulis, reproductive tract 

 


PENDAHULUAN


Dewasa kelamin diantaranya dipengaruhi oleh faktor cahaya dan pakan. Pengaruh pakan terhadap dewasa kelamin sangat ditentukan oleh kadar protein, lemak, protein dan kalsium, karena akan menyebabkan peningkatan hormon estrogen yang diperlukan untuk pembentukan sel telur, merangsang peregangan tulang pubis dan pembesaran vent guna mempersiapkan ayam betina untuk bertelur.
Umur menjelang dewasa kelamin pada ayam menjadi kriteria penting yang mempengaruhi penampilan reproduksi induk selanjutnya. Pola pemberian pakan dan nilai gizi yang terkandung di dalamnya sangat menentukan kondisi menjelang dewasa kelamin terutama organ reproduksi mulai dari ovarium sampai kloaka. 
         Organ reproduksi yang terdiri dari ovarium dan alat reproduksi yang meliputi infundibulum, magnum, isthmus, uterus dan vagina merupakan tempat dimana sebutir telur dibentuk. Infundibulum merupakan tempat untuk menangkap kuning telur atau yolk yang telah mengalami ovulasi, magnum mensekresikan albumen atau putih telur, isthmus yang mensekresikan membrane cangkang atau kerabang, uterus mensekresikan cangkang dan vagina tempat dimana telur untuk sementara ditahan dan dikeluarkan bila tercapai bentuk sempurna (Blakely & Bade, 1991). Pakan yang diberikan pada ayam petelur harus sesuai dengan nutrien yang dibutuhkan, jika ayam kekurangan nutrien yang diperlukan dalam tubuh akan memperlambat dan merusak organ reproduksi, yang pada gilirannya akan berdampak terhadap produksi telur (Yu et al., 1992 dikutip Etches, 1996). Hunton (1995) mengatakan bahwa pada saat dewasa kelamin ayam memerlukan nutrien yang cukup karena pada saat itu terjadi perkembangan ovarium dan oviduct, perubahan fisiologi dan terjadi perubahan metabolisme untuk persiapan produksi telur, protein dan energi banyak dibutuhkan untuk sintesis jaringan sehingga sehingga perkembangan fisiologinya berkembang dengan baik. Selain itu Ruhyat (2003), menjelaskan bahwa, selama periode pra-peneluran pertama maka organ reproduksi secara aktif dan juga proses biosintesis pembentukan telur mulai aktif, oleh karenanya diperlukan peningkatan alokasi pakan terutama kualitasnya.
Usaha yang dapat dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan organ reproduksi dan meningkatkan produksi telur ayam antara lain dengan melakukan pemberian pakan pada ayam petelur dengan campuran rumput laut, sebab rumput laut kaya akan sumber vitamin dan mineral. Rumput laut merupakan salah satu potensi yang produksinya cukup melimpah, pada tahun 2005 produksinya mencapai 910.636 ton dan pada tahun 2006 menjadi 1.079.850 ton (Anggadiredja, 2007), tetapi masih banyak masih banyak yang belum dimanfaatkan secara optimal di Indonesia, di Jepang pemberian ransum ternak ayam dengan menu rumput laut dengan level 2,5±10% dari total ransum memberikan hasil yang baik, meningkatkan kesehatan, berat telur, produksi telur, kekuatan kulit telur dan tingkat penetasan (Sulistijo, 1993).
Berdasarkan alasan di atas maka telah dilakukan penelitian untuk mengetahui ukuran saluran reproduksi, sebagai organ tempat pembentukan telur antara kontrol dengan beberapa level pemberian rumput laut (Glacilaria edulis) pada ayam petelur.
Tujuannya penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan dengan campuran rumput laut (Glacilaria edulis) terhadap ukuran saluran reproduksi yang meliputi infundibulum, magnum, isthmus, uterus dan vagina ayam petelur pada fase dewasa kelamin. 

BAHAN DAN METODE 

Penelitian ini menggunakan ayam pullet strain
Lohmann Brown sebanyak 72 ekor umur 14 minggu, ditempatkan pada kandang baterei individual ukuran 60 u 40 cm. Bahan-bahan pakan yang digunakan terdiri dari rumput laut (Glacilaria edulis), jagung kuning giling, dedak halus, bungkil kedele, tepung ikan, minyak kelapa, diofost, top mix, garam dapur dan CaCO3. Kandungan nutrient bahan pakan seperti pada Tabel 1.
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lenkap pola searah , jika terdapat perbedaan akan dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (Astuti, 1980). Perlakuan dimulai pada saat ayam berumur 14 minggu sampai betelur pertama kali, dengan banyak sampel yang dipotong 18 ekor. Setiap perlakuan yang terdiri dari tiga ulangan dan setiap ulangan terdapat enam ekor ayam, Masing-masing ulangan dipotong satu ekor ayam bertelur pertama kali. Perlakuan pakan yang digunakan adalah sebagai berikut:

R0 : pakan + 0 % tepung rumput laut
R1 : pakan + 5 % tepung rumput laut
R2 : pakan + 10 % tepung rumput laut
R3  : pakan + 15 % tepung rumput laut

Tabel 1. Kandungan nutrient campuran sendiri yang digunakan

No
Bahan Pakan
ME
Kcal/kg
Protein (%)
SK (%)
Ca (%)
Fosfor (%)
Harga Rp/kg
1
Jagung Giling 1
3350.00
8.00
2.20
0.03
0.002
2400.00
2
Bungkil Kedelai 1
2230.00
40.00
7.00
0.23
0.410
4500.00
3
Dedak halus 1
2400.00
12.00
12.52
0.04
0.520
1500.00
4
Tepung ikan 1.2
2219.00
60.05
2.32
0.30
0.200
7500.00
5
Top Mix 4
0
0
0
0
0
6000.00
6
Minyak Kelapa 2
8600.00
0
0
0
0
10000.00
7
Tp. Batu Kapur 2
0
0
0
39.39
0.040
7500.00
8
Diofost 2
0
0
0
12.00
26.000
6000.00
9
Garam dapur 3
0
0
0
0
0
500.00
10
Rumput Laut 5
1627.32
6.71
4.65
0.28
0.180
3000.00
1 Hartadi dkk. (1994); 2 NRC (1994); 3 Pengujian di Lab. Biokimia Nutrisi, Fakultas Peternakan; 4 Berdasarkan kemasan; 5 Pengujian di Research Centre For Biotechnology Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. 

download full http://adf.ly/ucuYH

Share this article :

0 komentar:

Post a Comment



 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Kampus_peternakan - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger