UK URAN SALURAN REPRODUKSI AYAM PET ELUR FASE PULL ET YANG DIBERI PA K
AN DENGAN CAMPURAN RUMPUT LAUT (Gracilaria edulis)
Wiesje Martha Horhoruw
Jurusan
Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Pattimura Jl. Ir. M. Putuhena,
Kampus Poka, Ambon 97233
ABSTRAK
Penelitian dilakukan untuk mengetahui ukuran saluran
reproduksi ayam petelur fase pullet yang diberi pakan dengan campuran rumput laut (Gracilaria edulis). Ayam petelur
strain Lohmann
Brown umur 14 minggu sampai bertelur pertama, terdiri dari empat
kelompok perlakuan yaitu: R0, R1, R2 dan R3 diberi pakan dengan campuran rumput
laut 0%, 5%, 10% dan 15%, pakan yang diberikan mengadung iso kalori dan iso
protein (ME 2900 Kcal/Kg dan CP 14%) sesuai dengan kebutuhan ayam petelur Fase Pullet. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa level rumput laut tidak berpengaruh nyata terhadap
panjang dan berat infundibulum, magnum, isthmus, uterus, dan berat vagina,
namun berpengaruh nyata terhadap panjang vagina.
Kata kunci: Ayam petelur, rumput laut Gracilaria edulis,
saluran reproduksi
MEASUREMENT OF REPRODUCTIVE TRACT THE LAY ER OF
PHASE PULLET
FED WITH MIXTURE OF SEAWEED (Gracilaria edulis) ABSTRACT
The research was conducted to study the measurement of
reproductive tract the layer of pullet phase gave fed with seweed mixture (Gracilaria edulis).
Seventy two layers strain Lohmann Brown age of 14
weeks old until lay eggs first, were divided into four treatment group that is:
R0, R1, R2 and R3 given the feed with the mixture seweed 0%, 5%, 10% and 15% respectively, feed given
contain iso calorie and iso protein (ME 2900 Kcal/kg and CP 14%) as according
to requirement of layer of pullet phase. Result of research indicate that the
level seweed had not significant effect to length and weight of infundibulum,
magnum, isthmus, uterus, and vagina weight, but have significant effect to
vagina length.
Key words: Layer, seaweed Gracilaria edulis, reproductive
tract
PENDAHULUAN
Dewasa kelamin diantaranya dipengaruhi
oleh faktor cahaya dan pakan. Pengaruh pakan terhadap dewasa kelamin sangat ditentukan
oleh kadar protein, lemak, protein dan kalsium, karena akan menyebabkan
peningkatan hormon estrogen yang diperlukan untuk pembentukan sel telur,
merangsang peregangan tulang pubis dan pembesaran vent guna mempersiapkan ayam betina untuk
bertelur.
Umur menjelang dewasa kelamin pada ayam
menjadi kriteria penting yang mempengaruhi penampilan reproduksi induk
selanjutnya. Pola pemberian pakan dan nilai gizi yang terkandung di dalamnya
sangat menentukan kondisi menjelang dewasa kelamin terutama organ reproduksi
mulai dari ovarium sampai kloaka.
Organ reproduksi yang terdiri dari ovarium dan alat reproduksi yang meliputi infundibulum, magnum, isthmus, uterus dan
vagina merupakan
tempat dimana sebutir telur dibentuk. Infundibulum merupakan tempat untuk menangkap kuning telur atau
yolk yang telah mengalami ovulasi, magnum mensekresikan albumen atau putih telur, isthmus yang
mensekresikan membrane cangkang atau kerabang, uterus mensekresikan cangkang dan vagina tempat dimana
telur untuk sementara ditahan dan dikeluarkan bila tercapai bentuk sempurna
(Blakely & Bade, 1991). Pakan yang diberikan pada ayam petelur harus sesuai
dengan nutrien yang dibutuhkan, jika ayam kekurangan nutrien yang diperlukan
dalam tubuh akan memperlambat dan merusak organ reproduksi, yang pada
gilirannya akan berdampak terhadap produksi telur (Yu et al., 1992 dikutip Etches, 1996).
Hunton (1995) mengatakan bahwa pada saat dewasa kelamin ayam memerlukan nutrien
yang cukup karena pada saat itu terjadi perkembangan ovarium dan oviduct, perubahan fisiologi dan terjadi
perubahan metabolisme untuk persiapan produksi telur, protein dan energi banyak
dibutuhkan untuk sintesis jaringan sehingga sehingga perkembangan fisiologinya
berkembang dengan baik. Selain itu Ruhyat (2003), menjelaskan bahwa, selama
periode pra-peneluran pertama maka organ reproduksi secara aktif dan juga
proses biosintesis pembentukan telur mulai aktif, oleh karenanya diperlukan
peningkatan alokasi pakan terutama kualitasnya.
Usaha yang dapat dilakukan untuk
mempercepat pertumbuhan organ reproduksi dan meningkatkan produksi telur ayam
antara lain dengan melakukan pemberian pakan pada ayam petelur dengan campuran
rumput laut, sebab rumput laut kaya akan sumber vitamin dan mineral. Rumput
laut merupakan salah satu potensi yang produksinya cukup melimpah, pada tahun
2005 produksinya mencapai 910.636 ton dan pada tahun 2006 menjadi 1.079.850 ton
(Anggadiredja, 2007), tetapi masih banyak masih banyak yang belum dimanfaatkan
secara optimal di Indonesia, di Jepang pemberian ransum ternak ayam dengan menu
rumput laut dengan level 2,5±10% dari total ransum memberikan hasil yang baik,
meningkatkan kesehatan, berat telur, produksi telur, kekuatan kulit telur dan
tingkat penetasan (Sulistijo, 1993).
Berdasarkan alasan di atas maka telah
dilakukan penelitian untuk mengetahui ukuran saluran reproduksi, sebagai organ
tempat pembentukan telur antara kontrol dengan beberapa level pemberian rumput
laut (Glacilaria
edulis) pada ayam petelur.
Tujuannya penelitian adalah untuk
mengetahui pengaruh pemberian pakan dengan campuran rumput laut (Glacilaria edulis)
terhadap ukuran saluran reproduksi yang meliputi infundibulum, magnum, isthmus, uterus dan
vagina
ayam petelur pada fase dewasa kelamin.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini menggunakan ayam pullet strain
Lohmann
Brown sebanyak 72 ekor umur 14 minggu, ditempatkan pada kandang baterei
individual ukuran 60 u
40 cm. Bahan-bahan pakan yang digunakan terdiri dari rumput laut (Glacilaria edulis),
jagung kuning giling, dedak halus, bungkil kedele, tepung ikan, minyak kelapa,
diofost, top mix, garam dapur dan CaCO3. Kandungan nutrient bahan
pakan seperti pada Tabel 1.
Rancangan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Rancangan Acak Lenkap pola searah , jika terdapat
perbedaan akan dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (Astuti, 1980). Perlakuan dimulai pada
saat ayam berumur 14 minggu sampai betelur pertama kali, dengan banyak sampel
yang dipotong 18 ekor. Setiap perlakuan yang terdiri dari tiga ulangan dan
setiap ulangan terdapat enam ekor ayam, Masing-masing ulangan dipotong satu
ekor ayam bertelur pertama kali. Perlakuan pakan yang digunakan adalah sebagai
berikut:
R0 : pakan + 0 % tepung rumput laut
R1 : pakan + 5 % tepung rumput laut
R2 : pakan + 10 % tepung rumput laut
R3 : pakan
+ 15 % tepung rumput laut
Tabel 1. Kandungan nutrient campuran sendiri yang digunakan
No
|
Bahan Pakan
|
ME
Kcal/kg
|
Protein (%)
|
SK (%)
|
Ca (%)
|
Fosfor (%)
|
Harga Rp/kg
|
1
|
Jagung Giling 1
|
3350.00
|
8.00
|
2.20
|
0.03
|
0.002
|
2400.00
|
2
|
Bungkil Kedelai 1
|
2230.00
|
40.00
|
7.00
|
0.23
|
0.410
|
4500.00
|
3
|
Dedak halus 1
|
2400.00
|
12.00
|
12.52
|
0.04
|
0.520
|
1500.00
|
4
|
Tepung ikan 1.2
|
2219.00
|
60.05
|
2.32
|
0.30
|
0.200
|
7500.00
|
5
|
Top Mix 4
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
6000.00
|
6
|
Minyak Kelapa 2
|
8600.00
|
0
|
0
|
0
|
0
|
10000.00
|
7
|
Tp. Batu Kapur 2
|
0
|
0
|
0
|
39.39
|
0.040
|
7500.00
|
8
|
Diofost 2
|
0
|
0
|
0
|
12.00
|
26.000
|
6000.00
|
9
|
Garam dapur 3
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
500.00
|
10
|
Rumput Laut 5
|
1627.32
|
6.71
|
4.65
|
0.28
|
0.180
|
3000.00
|
1 Hartadi dkk. (1994); 2
NRC (1994); 3 Pengujian di Lab. Biokimia Nutrisi, Fakultas
Peternakan; 4 Berdasarkan kemasan; 5 Pengujian di
Research Centre For Biotechnology Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
download full http://adf.ly/ucuYH
0 komentar:
Post a Comment