.

.
Home » , , , » Pembatasan Ransum Berpengaruh Terhadap Pertambahan Bobot Badan Ayam Broiler Pada Periode Pertumbuhan

Pembatasan Ransum Berpengaruh Terhadap Pertambahan Bobot Badan Ayam Broiler Pada Periode Pertumbuhan

Written By Unknown on Tuesday, November 25, 2014 | Tuesday, November 25, 2014


Pembatasan Ransum Berpengaruh Terhadap Pertambahan Bobot Badan Ayam Broiler
Pada Periode Pertumbuhan 

Zulfanita, Roisu Eny,M, Dyah Panuntun Utami 
Staf pengajar Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purworejo

Abstract

 Usaha ayam broiler masih berkembang pesat meskipun isu flu burung mewarnai peternakan unggas di Indonesia. Hal ini disebabkan karena ayam broiler  dapat mensubsitusi kekurangan ternak besar seperti sapi dan kerbau, dapat diusahakan dengan modal kecil serta dapat memenuhi kebutuhan protein hewani.
Ayam broiler  termasuk ternak yang mempunyai tingkat keefisiensi yang tinggi dalam mengkonversi pakan menjadi daging, namun produsen selalu menghadapi masalah dalam hal harga pakan ternak unggas yang semakin mahal karena biaya produksi yang dikeluarkan  untuk ternak unggas komersial seperti ayam broiler menyita biaya produkssi sekitar 60 %-70%.Oleh karena itu dicari usaha-usaha untuk menekan biaya produksi utamanya masalah pakan. Cara-cara yang telah dilakukan oleh para peneliti antara lain dengan membatasi pemberian ransum karena ayam broiler cenderung mengkonsumsi ransum melebihi dari kuantitas yang ddiperlukan, hal ini merupakan suatu pemborosan.
. Pengembangan manajemen pemberian ransum pada ternak ayam broiler melalui pembatasan ransum akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ayam broiler dirancang untuk memperoleh produksi yang optimal dan ekonomis serta kualitas daging yang baik. Pendekatan untuk tujuan tersebut dilakukan melalui pembatasan ransum pada periode pertumbuhan.

Kata kunci: Pembatasan ransum, Bobot badan,Ayam broiler.

Pendahuluan

Dewasa ini industri broiler dituntut untuk menghasilkan daging rendah lemak, karena lemak mempunyai pengaruh negatif terhadap kesehatan konsumen. Disamping itu, karkas yang dihasilkan broiler saat ini juga mempunyai kandungan lemak yang berlebihan di daerah perut dan visera yang harus dipisahkan dari karkas, serta mempunyai nilai jual yang sangat rendah dibandingkan dengan karkas ayam broiler. 
Hasil estimasi menunjukkan bahwa pabrik yang memproses 50.000 ekor broiler per hari akan menghasilkan lemak rata-rata 6.250, yang
MEDIAGRO                                                    59                              VOL. 7. NO. 1, 2011: HAL 59 - 67

mengakibatkan perusahaan tersebut kehilangan 812.500 dolar per tahun. Jika diasumsikan kadar lemak (yang tampak) pada broiler sekarang ini yang kira-kira 3,5% dapat diturunkan menjadi 1% saja, akan menaikkan keuntungan sebesar 177 juta dolar per tahun. Selain itu, saat ini industri broiler menghadapi problema yang sangat mendesak, yaitu rendahnya efisiensi produktivitas. 
Faktor utama yang menyebabkan rendahnya efisiensi adalah mahalnya harga pakan. Hal ini dikarenakan biaya pakan pada industri broiler menempati 60-70% dari total biaya produksi ( Murtidjo, 1977). Oleh karena itu, diperlukan suatu cara yang aplikatif untuk mengatasi kedua permasalahan tersebut di atas.
Salah satu cara termudah dan termurah adalah menggunakan teknologi pembatasan pakan di awal pertumbuhan. Beberapa peneliti telah melakukan percobaan tentang pembatasan pakan pada ayam broiler untuk memperbaiki performans, baik efisiensinya dan komposisi kimia karkasnya.

Ayam Broiler
 Broiler  adalah istilah untuk menyebutkan strain hasil  budidaya teknologi yang memiliki  karakteristik ekonomis dengan ciri khas  yaitu pertumbuhan yang cepat, konversi pakan yang baik dan dapat dipotong  pada usia relatif muda sehingga sirkulasi pemeliharaan  lebih cepat dan efisien serta menghasilkan  daging yang berkualitas baik (Murtidjo, 1992). Menurut Anggorodi (1994), Ayam broiler adalah  ayam jantan dan betina yang memiliki sifat pertumbuhan/pertambahan berat badan yang  cepat atau pada umur 8 minggu  mencapai berat 2,1 kg serta efisien dalam menggunakan ransum dengan kadar energi tinggi.
 Pertumbuhan yang baik tergantung pada makanan disamping tata laksana dan pencegahan penyakit. Bila  kualitas maupun kuantitas makanan yang diberikan baik maka hasilnya juga baik. Hasil akhir dari ayam broiler mencerminkan perilaku kita dalam memberikan makanan dan cara kita memelihara ayam ( Rasyaf, M. 2000).
 Perbaikan mutu genetik, nutrisi, kontrol teradap penyakit dan  pengelolaan ternyata berhasil meningkatkan keefisienan produksi pada ayam broiler, sehingga dalam  dalam kurun waktu yang singkat (8 minggu) sudah mampu menghasilkan daging lebih banyak dibanding waktu sebelumnya ( Mountney, 1976).
 Menurut North (1984), pada umur satu minggu pertambahan bobot tubuh ayam broiler meningkat tiga kali lipat dan pada umur tiga minggu bobot tubuhnya telah 11,5 kali lipat dari bobot umur sehari. Dengan demikian pertumbuhan ayam broiler dapat digolongkan cepat dan proses tumbuh tersebut akan berlangsung sempurna bila zat-zat yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan pembesaran sel tersedia.
 Ransum sebagai salah satu faktor yang  pengaruhnya besar terhadap pertumbuhan perlu mendapat perhatian yang serius. Ransum disebut seimbang apabila mengandung semua zat makanan yang diperlukan  oleh ayam dalam perbandingan yang sesuai dengan kebutuhan.Untuk   mendapatkan ayam dengan pertumbuhan  yang cepat dan produksi yang efisien, maka penyusunan ranssum perlu diperhatikan utamanya mengenai kandungan energi dan protein serta keseimbangannya (Wahyu,1992).
 Menurut Sturky  (1976), meskipun energi sudah terpenuhi akan tetapi karena kapasitas tembolok belum mencapai rasa  kenyang maka kemungkinan mengkonsumsi ransum masih ada, sebab unggas mempunyai sifat cenderung untuk mengkonsumsi makanan melebihi dari kuantitas yang diperlukan sehingga terjadi pemborosan.

Pertumbuhan Bobot Badan Ayam Broiler
 Pertumbuhan mencakup pertambahan dalam bentuk jaringan pembangun seperti urat daging, tulang, jantung, otak dan semua jaringan tubuh lainnya (dalam hal ini tidak termasuk penggemukan karena penggemukan merupakan pertambahan dalam bentuk lemak(Anggorodi, 1994).
 Lebih lanjut Tilman, dkk (1986) menyatakan pertumbuhan umumnya dinyatakan dengan pengukuran kenaikan bobot badan yang dengan mudah dilakukan melalui  penimbangan berulang-ulang dan diketengahkan dengan pertumbuhan berat badan setiap hari, setiap minggu atau waktu lainnya.
 Kecepatan pertumbuhan bobot badan serta ukuran badan ditentukan oleh sifat keturunan tetapi pakan juga memberikan kesempatan bagi ternak untuk mengembangkan sifat keturunan semaksimal mungkin (Maynard and Loosli, 1969).  

download full  http://adf.ly/uczId
Share this article :

0 komentar:

Post a Comment



 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Kampus_peternakan - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger