.

.
Home » , , , » Kemampuan Konsumsi Ayam Pedaging Pada Ransum Komersiil Yang Disubstitusi Dengan Solid Kelapa Sawit Fermentasi

Kemampuan Konsumsi Ayam Pedaging Pada Ransum Komersiil Yang Disubstitusi Dengan Solid Kelapa Sawit Fermentasi

Written By Unknown on Tuesday, November 25, 2014 | Tuesday, November 25, 2014



Jurnal Ilmu Peternakan, Juni 2009, hal. 13 – 19                                                                                   Vol. 4 No.1
ISSN 1907 – 2821 

Kemampuan Konsumsi Ayam Pedaging Pada Ransum Komersiil Yang Disubstitusi Dengan Solid Kelapa Sawit Fermentasi

(The consumption ability of broiler chickens on commercial ration substituted with fermented palm oil sludge) 

Martha Kayadoe1) dan Hartini, S2)

1 dan 2)
Staf Pengajar Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak FPPK UNIPA
Jalan Gunung Salju Manokwari 98314
2)
E-mail: shartini2003@yahoo.com 


ABSTRACT  

An experiment was conducted to study the ability of broilers to consume a diet substituted with palm oil sludge fermented with Saccaharomyces cerevisiae. The research was carried out in Faculty of Animal Husbandry, Fishery, and Marine Science, State University of Papua, Manokwari and the Laboratory of BPPT, Bogor. The experiment was conducted based on a completely randomized design using 80 broiler chickens at 3 weeks of age. They were assigned to 4 diets containing; 1). A commercial ration (CR) without fermented palm oil sludge (SKSF) as a control diet, 2). 95% CR + 5% SKSF, 3). 90% CR + 10% SKSF, and 4). 85% CR + 15% SKSF. Diets were fed ad libitum for 3 weeks. Variables measured were nutrient content (protein, crude fiber, energy) of the diets, feed consumption, protein, crude fiber and energy consumption. Results showed that the substitution of CR with SKSF up to 15% had no effect on protein content, but already declined energy content of the diets.  Crude fiber content increased as the level of SKSF increased, but energy content, feed and energy consumption increased at substitution of CR with 10% SKSF. It is concluded that fermentation using Saccharomyces cerevisiae on palm oil sludge may not effective in increasing protein content, but effective in decreasing crude fibre content. The experiment indicated that the consumption ability of broiler chickens reached maximum at substitution of commercial ration with 10% SKSF.

Key words: Broiler, Fermented palm oil sludge, Feed consumption, Commercial ration 


PENDAHULUAN


Salah satu komoditas peternakan sumber protein hewani yang dapat diandalkan adalah ternak unggas terutama ayam pedaging.  Hal ini karena ayam pedaging mempunyai pertumbuhan yang relatif lebih cepat dan konversi ransum yang lebih efisien dibanding ternak yang lain.  Selain itu waktu pemeliharaan ayam pedaging juga cukup singkat, pada umur
6 minggu ayam pedaging sudah memungkinkan untuk dijual yang berarti modal dapat kembali pada waktu yang relatif singkat pula.  Namun semuanya ini tentunya tidak terlepas dari kuantitas dan kualitas ransum yang diberikan.
Di Manokwari, harga ransum komersial dari waktu ke waktu terus mengalami peningkatan, dari harga per 50 kg Rp. 150.000,- pada tahun 2004, melambung menjadi Rp. 300.000,- pada tahun 2008.   Hal ini tentunya merupakan tantangan bagi ahli nutrisi  unggas maupun pakarpakar di bidang perunggasan untuk terus berupaya mencari solusi pemecahannya. 
Penggunaan bahan-bahan pakan inkonvensional sebagai pengganti bahan pakan konvensional seperti kedelai atau jagung untuk menyusun ransum unggas,  

atau penggunaan bahan-bahan inkonvensional sebagai bahan pakan substitusi merupakan salah satu alternatif yang dapat ditempuh.
Solid/lumpur kelapa sawit, yang merupakan limbah buangan dari pengolahan minyak kelapa sawit, mempunyai nilai gizi yang cukup menjanjikan.  Menurut Anila (1994), solid kelapa sawit mempunyai kandungan protein kasar sekitar 11, 29 %, serat kasar
25,99%     dan     lemak     kasar       19,74%. 
Bintang dkk. (2003) mendapatkan bahwa lumpur sawit fermentasi dapat digunakan sampai level 10% dalam ransum broiler dengan lama penyimpanan sampai dengan 3 bulan. 
Ternak unggas tidak seperti ternak ruminansia, mempunyai kelemahan dalam mencerna ransum yang berserat kasar yang tinggi.  Oleh karena itu untuk bahan pakan penyusun ransum unggas yang berserat kasar tinggi perlu diolah terlebih dahulu untuk meningkatkan nilai kecernaannya. Fermentasi merupakan salah satu proses pengolahan menggunakan ragi/jamur yang banyak diterapkan oleh para ahli makanan ternak untuk meningkatkan kualitas suatu bahan pakan.  Hasil penelitian Purwadaria dkk. (1999) mendapatkan bahwa fermentasi solid sawit dengan Aspergillus niger meningkatkan kandungan protein kasar dari 12,21% menjadi 24,7%, dan menurunkan kandungan serat kasar dari 29,76% menjadi 18,6%.  Proses fermentasi pada hasil penyaringan limbah cair industri sawit secara signifikan menurunkan kandungan serat kasar dan meningkatkan kandungan protein, asam amino dan energi metabolis (Sinurat dkk., 2007).  
Mikroba yang terdapat dalam ragi yang digunakan dalam fermentasi antara lain Aspergillus niger, Rhizopus sp.,
Jurnal Ilmu Peternakan
Trichoderma sp., dan Saccharomyces cerevisiae.  Sacharomyces cerevisiae, mikroba yang terdapat dalam ragi tape ini dilaporkan dapat mengubah serat kasar menjadi produk asam lemak terbang (Wallace dan Newload, 1993 dalam Mariani, Suryani dan Bidura, 2001).  Tujuan daripada penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan konsumsi ayam pedaging pada ransum komersial yang disubstitusi dengan solid kelapa sawit yang sudah difermentasi.

MATERI DAN METODE


Penelitian ini dilaksanakan di Taman Ternak, Fakultas Peternakan Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Negeri Papua, Manokwari.  Penelitian menggunakan delapan puluh (80) ekor ayam pedaging strain SR 707 umur 3 minggu yang dialokasikan pada 16 unit kandang untuk 4 perlakuan, sehingga didapatkan 4 ulangan per perlakuan, dengan masing-masing ulangan 5 ekor ayam.  Perlakuan jenis ransum yang diberikan adalah: 1. 100% ransum komersial, 2. 95% ransum komersial + 5% Solid Kelapa Sawit Fermentasi (SKSF), 3. 90% ransum komersial + 10% SKSF, dan 4. 85% ransum komersial + 15% SKSF.  Solid kelapa sawit yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari limbah buangan pengolahan minyak kelapa sawit yang ada di PTPN II Distrik Prafi, Manokwari.  Fermentasi solid kelapa sawit dilakukan dengan menggunakan ragi tape yang mengandung mikroba Saccharomyces cerevisiae.
Proses fermentasi yang dilakukan adalah sebagai berikut: tiga (3) kg solid kelapa sawit (Berat Kering), 

download full http://adf.ly/ucvct
Share this article :

0 komentar:

Post a Comment



 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Kampus_peternakan - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger